Simak rangkuman beritanya berikut;
PUNGUTAN SERAGAM: Sekolah Abaikan Disdikpora
Sejumlah sekolah di Kota Solo mengabaikan peringatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) terkait larangan memungut uang seragam sekolah dari siswa.
Salah satu alasan yang dikemukakan pihak sekolah adalah aturan larangan pungutan seragam itu masih baru sehingga butuh masa transisi.
Bendahara Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Solo, A.D. Gayatri, saat dihubungi Espos mengatakan dasar yang dipakai Disdikpora untuk melarang pungutan seragam sekolah adalah Permendikbud No.45/2014. Gayatri menilai peraturan itu masih sangat baru.
“Sebenarnya itu peraturan baru, semua perlu masa transisi,” ujar Gayatri saat dihubungi Espos, Minggu (6/7).
(Baca Juga: Disdikpora Solo Tak Digubris, Sekolah Membangkang)
KEGIATAN BULAN PUASA: Belajar dan Bergembira di Kamp Ramadan
Senyuman menghiasi wajah salah satu anak saat Espos menyambangi rumah warga di Jl. Pleret Utama, Banyuanyar, Banjarsari, Solo, Minggu (6/7). Rumah tersebut dijadikan kamp Ramadan untuk 70 anak yatim dan duafa dari berbagai daerah di Solo.
Anak-anak dari umur tujuh tahun sampai 14 tahun itu larut dalam berbagai kegiatan yang diprakarsai oleh Komunitas Berbagi Nasi Solo, Forum Berbuat Baik Indonesia (FBBI), dan Pecinta Anak Yatim dan Duafa Indonesia (PAY) Solo. Rona bahagia terlihat pada wajah Rehan, 13, salah satu peserta kamp Ramadan, saat latihan untuk pementasan seni.
PASAR IR. SOEKARNO: Pembangunan Tahap Kedua Tertunda
Pembangun tahap kedua Pasar Pasar Ir. Soekarno Sukoharjo yang sedianya dimulai Sabtu (5/7), batal dilaksanakan. Sementara itu, rencana PT Ampuh Sejahtera masuk dan mengambil sejumlah barang milik mereka di lokasi proyek Pasar Ir. Soekarno juga urung dilakukan.
Simak ulasan lengkapnya di halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Senin (7/7/2014).