Esposin, SOLO--Harian Umum Solopos edisi hari ini, Sabtu (29/6/2024), mengangkat headline tentang para calon peserta didik (CPD) asal Solo harus rela terlempar dari daftar sementara hasil seleksi jalur zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA. Mereka gagal masuk sekolah negeri di kota sendiri padahal rumah mereka berjarak kurang dari 2 km dari sekolah.
Diberitakan Solopos hari ini, berdasarkan data dalam laman ppdb.regionalprov.go.id, yang diakses Espos, Jumat (28/6/2024) sore, menunjukan ketatnya persaingan jalur zonasi. Data tersebut menunjukkan jarak terendah calon siswa di Kota Solo hanya 32 m yang tercatat di SMAN 3 Solo. Sedangkan jarak terjauh hanya 1.821 m atau kurang dari 2 km, yakni di SMAN 6 Solo.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Lalu jarak rata-rata terendah tercatat di SMAN 7 Solo yakni 381 m. Rata-rata jarak tertinggi tercatat di SMAN 2 Kota Solo yakni 1.157 m. Dengan rata-rata jarak yang tidak sampai 2 km itu, para CPD yang jauh dari sekolah menjadi pupus harapan. Pasalnya, mereka sudah pasti terlempar.
Seperti warga yang tinggal di Kampung Jetis, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo. Sekolah yang terdekat dari kampung tersebut adalah SMAN 5 Solo dan SMAN 6 Solo. Jika kampung tersebut ditarik ke titik koordinat dua sekolah tersebut melalui Google Maps, titik koordinat kampung Jetis dengan dua SMA itu berjarak sekitar 3 km.
Warga Jetis, Kadipiro, Banjarsari, Anika Utami, 39, harus merelakan anaknya tidak masuk di SMA negeri. Keinginan untuk sekolah di kotanya sendiri itu datang dari sang anak. Sebagai orang tua, dia hanya ingin memfasilitasi kemampuan anak. Ketika hari pertama PPDB tingkat SMA, Anika tidak langsung mendaftar. Pada hari pertama dan kedua, dirinya terlebih dahulu memantau perkembangan jalur zonasi.
Kisah Guru Pakubuwono di Dukuh Ngruweng
Dukuh Ngruweng, Desa Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, memiliki keterkaitan sejarah dengan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Dulu, dukuh itu ditinggali tokoh masyhur yang menjadi guru spiritual Pakubuwono (PB) IV hingga PB IX.Dia adalah Kiai Abdul Qohhar, ulama kharismatik yang pernah tinggal dan menyebarkan agama Islam di wilayah Ngruweng dan sekitarnya. Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tak sungkan datang ke Bayat untuk mendapatkan wejangan dari Kiai Abdul Qohhar. Saat memberikan wejangan kepada sang raja, Kiai Abdul Qohhar memiliki cara yang unik.
Seperti yang dikisahkan salah satu keturunan Kiai Abdul Qohhar, Supono, 60. Setiap kali memberikan wejangan kepada sang raja, Kiai Abdul Qohhar memilih berada di tengah perairan. Tujuannya agar bisa mendapatkan suasana tenang dan pesan-pesannya mudah diterima.
Ngargoyoso Waterfall Kian Mencuri Perhatian
Objek wisata alam Air Terjun Ngargoyoso Waterfall di Dusun Surodadi, Desa/ Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, kian mencuri perhatian wisatawan. Sejak dibuka untuk unum pada 7 April 2024, kawasan wisata air dan ala mini menjadi ikon baru Kabupaten Karanganyar.Destinasi wisata yang satu ini mulai ramai dikunjungi pelancong. Tak hanya pengunjung dari kawasan Soloraya, mereka juga datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah khususnya. Ngargoyoso Waterfall berjarak sekitar 25 kilometer (km) dari pusat kota Karanganyar. Untuk menuju Ngargoyoso Waterfall, Anda bisa mengakses jalur Karanganyar kota-Karangpadan-Kemuning-Ngargoyoso.
Bisa juga Anda memilih jalur Karanganyar Kota-Mojogedang-Batu Jamus Kerjo-Ngargoyoso. Berada di lereng Gunung Lawu, Ngargoyoso Waterfall memiliki pemandangan yang indah, dengan air yang jernih. Kesejukan khas lereng Lawu langsung terasa saat saya tiba di kawasan wisata tersebut.
Eks Lahan Pertanaman Tebu Diubah Menjadi Taman Air
KLATEN – Pemerintah Desa Ngalas, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten memberdayakan lahan bekas pertanaman tebu menjadi area peristirahatan atau rest area dan taman air atau water park. Kawasan wisata itu hingga kini masih dalam proses pembangunan dan ditargetkan rampung pada 2026.Lahan lokasi pembangunan area peristirahatan dan taman air tersebut adalah tanah kas desa seluas 1,5 hektare. Lahan itu dulu ditanami tebu. Selain pembangunan area peristirahatan dan taman air, di kawasan yang sedang diberdayakan itu terdapat kebun jambu kristal yang dua bulan lagi atau pada Agustus 2024 memasuki masa panen.
Kepala Desa Ngalas Edy Riyanto menjelaskan pembangunan area peristirahatan telah mencapai sekitar 75% dari target. Lantai area tersebut telah dipasangi paving serta selesai dibangun enam kios dan sebagian kini disewa warga. Satu unit kios besar menjadi kios milik pemerintah desa.
Simak berita di Koran Solopos edisi hari ini, Sabtu (29/6/2024), lewat gawai Anda dengan mengakses koran.espos.id. Untuk memulai berlangganan silakan daftar ke Solopos ID dengan harga mulai Rp9.999. Berlangganan Solopos ID, Anda bisa mengakses berita Koran Solopos lewat gadget, membaca konten khas Esposin yaitu Espos Plus, serta menikmati semua berita di Esposin tanpa gangguan iklan.
Bila ada pertanyaan atau kendala mengenai Solopos ID, Anda bisa mengakses Pusat Bantuan atau menghubungi WhatsApp pusat layanan pelanggan SoloposID di 081548554656.