news
Langganan

SOLOPOS HARI INI : Adnan Pandu Dilaporkan, Ultah Mega, hingga "Rakyat Tak Jelas" Tejo - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Evi Handayani Jibi Solopos  - Espos.id News  -  Minggu, 25 Januari 2015 - 15:15 WIB

ESPOS.ID - Halaman depan Harian Umum Solopos edisi Minggu, 25 Januari 2015

Solopos hari ini masih mengangkat menguatnya kesan pelemahan KPK dengan dilaporkannya komisioner KPK, Adnan Pandu Praja, ke Bareskrim Mabes Polri.

Esposin, SOLO -- Belum usai polemik drama penangkapan Bambang Widjojanto, publik kembali digemparkan dengan pelaporan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Adnan Pandu Praja, ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Markas Besar (Mabes) Polri. Kabar tersebut menjadi berita utama Harian Umum Solopos hari ini, Minggu (25/1/2015).

Advertisement

Pelaporan Adnan Pandu tersebut terkait dengan kasus pencurian saham PT Daisy Timber. Dilanjutkan dengan kabar Presiden Jokowi yang tidak bersedia mengintervensi polemik KPK versus Polri, hingga momen ulang tahun Megawati yang diisukan sebagai forum untuk pelemahan KPK.

Masih terkait dengan perseteruan KPK dan Polri, pernyataan Menko Polhukum, Tedjo Edhy Purdijatno, menuai kecaman publik. Juga tentang identifikasi jenazah korban Airasia QZ8501 yang semakin sulit, karena jasad korban rusak.

Advertisement

Masih terkait dengan perseteruan KPK dan Polri, pernyataan Menko Polhukum, Tedjo Edhy Purdijatno, menuai kecaman publik. Juga tentang identifikasi jenazah korban Airasia QZ8501 yang semakin sulit, karena jasad korban rusak.

Simak rangkuman berita utama Harian Umum Solopos edisi Minggu, 25 Januari 2015, berikut ini.

KONFLIK LEMBAGA NEGARA : Lagi, Pimpinan KPK Dilaporkan Komisioner KPK kembali dibelit masalah. Kali ini Wakil Ketua KPK, Adnan Pandu Praja dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri terkait kasus pencurian saham PT Daisy Timber.

Advertisement

Mukhlis menjelaskan bahwa PT Daisy Timber meminta biro bantuan hukum milik Adnan Pandu dan Indra pada tahun 2005 untuk melakukan advokasi hukum karena ada konflik internal di perusahaan tersebut. Mukhlis menuding Adnan Pandu memanfaatkan konflik itu. Mukhlis mengaku pelaporan terhadap Adnan Pandu sudah ia lakukan sejak 2008.

DILEMA PRESIDEN : Diminta Tegas, Jokowi Tetap Tolak Intervensi Sejumlah pihak meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak hanya mengeluarkan pernyataan normatif terkait kisruh KPK vs Polri. Presiden ketujuh RI itu diminta melakukan tindakan yang tegas.

“Secara normatif presiden sudah mengeluarkan pernyataan yang benar. Namun kita ingin presiden melakukan tindakan yang tegas lagi. Bukan pernyataan yang kita tunggu tapi juga tindakan,” kata putri Gus Dur, Yenny Wahid di Gedung KPK, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (24/1).

Advertisement

Menurut Yenny, jika Presiden Jokowi mendukung pemberantasan korupsi, upaya itu harus didukung. Apalagi jika KPK sedang menangani kasus perkara besar. Tokoh pers, Agus Sudibyo mengatakan sikap tegas Jokowi terkait konflik antara KPK dan Polri sangat dinantikan.

“Jokowi harus membuktikan diri sebagai pemimpin yang sanggup bertindak bijaksana dan otonom meskipun sedang berada dalam tekanan dan dilema,” jelas Agus Sudibyo, Sabtu.

Meski begitu, Jokowi tetap menolak untuk melakukan intervensi.“Agar prosesnya bisa berjalan dengan baik, jangan ada intervensi dari siapa pun, baik dari LSM, partai politik, pejabat, dan juga saya sendiri,” kata Presiden joko Widodo di Jakarta, Sabtu, dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi swasta, Sabtu.

Advertisement

DINAMIKA PARPOL : Ultah Mega dan Isu Pelemahn KPK Rumah di Jl Teuku Umar No. 27 A, Menteng, Jakpus, sejak Jumat hingga Sabtu (24/1), banyak dikunjungi para menteri Kabinet Kerja. Si empunya rumah, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, genap berusia 68 tahun pada Jumat (23/1). Putri Proklamator sekaligus presiden pertama RI, Ir Soekarno, ini lahir pada 23 Januari 1947.

Hingga Sabtu malam, belasan karangan bunga pun masih menghiasi pelataran rumah presiden ke-5 RI tersebut. Bahkan hingga Sabtu malam, kiriman bunga masih mengalir ke kediaman Megawati. Salah satunya dari Menkopolhukam Tejdo Edhy.

Kader PDIP yang juga Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memberi kado bunga mawar merah untuk Megawati. Sayangnya, Tjahjo tidak menjelaskan mengenai reaksi Megawati setelah mendapat kado spesial itu.

Terkait kedatangan para menteri Kabinet Kerja ke kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri bersamaan dengan penetapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto sebagai tersangka, Tjahjo menganggap hal itu tidak ada hubungannya. Menurut Tjahjo, mereka hanya menemani Mega mengobrol tanpa menyinggung kondisi KPK versus Polri.

SIKAP PEJABAT : Menko Polhukum Panen Kecaman Menteri Negara Koordinator Politik Hukum Keamanan (Menko Polhukum) Tedjo Edhy mengeluarkan pernyataan keras soal meunculnya gerakan rakyat mendukung KPK. Dia menyebut gerakan itu sebagai rakyat yang tidak jelas.

Kontan pernyataan Tedjo memantik kecaman dari berbagai pihak. Tedjo dinilai bersikap memusuhi KPK dan tidak bertindak sebagai negarawan.

Pernyataan kontroversial Tedjo terlontar Sabtu (24/1/) menanggapi seruan para Komisisoner KPK kepada rakyat untuk terus menjaga lembaga itu dari upaya kriminalisasi.

“Jangan membakar massa, mengajak rakyat, membakar rakyat. Ayo kita ini, tidak boleh seperti itu, itu suatu sikap pernyataan yang kekanak kanakan. Berdiri sendiri, kuat dia. Konstitusi yang akan dukung, bukan dukungan rakyat yang enggak jelas itu,” kata Tedjo.

MUSIBAH AIRASIA : Jenazah Rusak, Identifikasi Makin Sulit Sebanyak 13 jenazah korban jatuhnya pesawat Airasia QZ8501 yang berada di ruang pendingin di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim masih belum teridentifikasi. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri kesulitan karena ada kecocokan data ante mortem dan post mortem.

“Kondisi jenazah yang kita terima sudah tidak bagus,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono saat jumpa pers di Mapolda Jatim, Sabtu (24/1).

Awi menerangkan, 10 jenazah yang tiba kemarin di RS Bhayangkara Polda Jatim sudah dilakukan pemeriksaan post mortem. Termasuk tiga jenazah yang tiba sebelumnya. Namun, sampai hari ini, tim DVI masih belum menyimpulkan dan mengidentifikasi jenazah tersebut.

Advertisement
Evi Handayani - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif