Solo (Esposin)--Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo berharap setiap sekolah mengisi instrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS) secara jujur. Jika tidak, sekolah tersebut yang akan terkena dampaknya.
Kasi Kurikulum Bidang Pendidikan Menengah, Disdikpora Solo, Budi Setiono, mengungkapkan tahun ini Solo terpilih menjadi satu diantara 17 kabupaten/kota di Indonesia yang ditetapkan sebagai pilot project best practice pengisian EDS. Perwakilan 17 kabupaten/kota tersebut, baru saja diundang Kemendiknas di Jakarta, 18-22 Juli.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Saat ini, terangnya, sekolah-sekolah sudah membuat EDS, lalu dikirimkan ke pengawas sekolah. Para pengawas kemudian akan menganalisis EDS setiap sekolah. Jika pengawas menilai ada sekolah yang tidak jujur mengisi EDS, sekolah tersebut akan diminta memperbaiki EDS tersebut. Selanjutnya pengawas akan mengagregasi dari keseluruhan EDS, untuk menentukan apa yang perlu dikembangkan sekolah.
“Hasil agregasi itu kemudian dilaporkan ke Disdikpora untuk menentukan perencanaan program pendidikan di tingkat kota. Dengan demikian penggunaan anggaran pendidikan bisa tepat sasaran,” jelasnya.
(ewt)