SOLO — Kendati mengalami deflasi sebesar 0,26% pada bulan April, mayoritas komoditas kebutuhan pokok di Solo mengalami kenaikan harga.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Dari 135 komoditas yang disurvei oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, 75 komoditas mengalami kenaikan harga, 45 komoditas mengalami penurunan harga dan 15 komoditas stabil. Kendati demikian, kenaikan harga 75 komoditas itu tidak signifikan sehingga tidak memicu inflasi. 75 komoditas yang paling banyak mengalami kenaikan harga adalah dari sektor sayur-sayuran dan barang-barang pabrikan.
Dengan angka deflasi 0,26%, maka laju inflasi tahun kalender sampai dengan April kemarin tercatat sudah mencapai angka 3,57% dengan laju inflasi year on year sebesar 6,06%. Sepanjang empat bulan terakhir, bahan makanan secara umum telah mengalami kenaikan harga sebesar 10,73%.
Di bulan April, menurut Kepala BPS Solo, R Bagus Rahmat, kelompok bahan makanan memberikan sumbangan yang paling signifikan terhadap terjadinya deflasi. Hal ini terjadi karena pasokan sejumlah komoditas mulai stabil. Biaya transportasi akibat kelangkaan solar dinilai tidak signifikan berpengaruh.
“Beberapa komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi pada kelompok ini adalah cabai rawit, bawang putih, beras, daging ayam ras dan wortel. Sementara kelompok sayur-sayuran masih terjadi inflasi yang cukup besar mencapai 1,49%,” kata Bagus, saat ditemui Esposin, di ruang kerjanya, Kamis (2/5/2013).
Deflasi di bulan April adalah deflasi pertama sepanjang tahun 2013. Dan seluruh kota pantauan inflasi di Pulau Jawa rata-rata juga mengalami deflasi. Jateng mengalami deflasi 0,34% dan secara nasional juga deflasi 0,10%.
Kendati sudah menyentuh posisi deflasi, namun ke depan potensi terjadinya inflasi masih perlu diwaspadai. Lantaran, wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ini sudah mulai mengerek harga sembako dan dikhawatirkan memunculkan spekulasi.
“Nanti akan kami bahas persoalan ini bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID),” ujar Bagus.
Kasi Distribusi BPS Solo, Herminawati, mengakui dari kalangan pedagang memang sudah banyak yang ancang-ancang dan memproyeksi bakal terjadi kenaikan harga komoditas, meskipun saat ini pemerintah belum menaikkan harga BBM.