Manajemen memperkirakan SCP mulai beroperasi September. Direktur PT Duta Mitra Propertindo, pengembang SCP, Susanto, mengatakan selepas topping off pihaknya hanya perlu menyelesaikan finishing bangunan. “Kita butuh 6-7 bulan lagi untuk finishing. September diperkirakan sudah siap operasional,” ungkap Susanto.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
SCP, lanjut Susanto, bakal dikembangkan menjadi kawasan mixed use. Kawasan tersebut memiliki kompleks apartemen, hotel, pusat belanja barang-barang IT hingga toko dan perkantoran. Untuk apartemen, SCP memiliki 60 unit yang siap dipasarkan. Sedangkan kondotel alias hotel disediakan 210 unit yang semuanya bakal dikelola oleh jaringan Aston sebagai hotel bintang 4. Jumlah apartemen yang ditawarkan tersebut diakui Susanto menyusut dibandingkan penawaran yang setahun lalu.
Didampingi arsitek SCP, Managing Directur PT Prada Tata Internasional (PTI) Architects Indonesia, Doddy A Tjahjadi, Susanto menjelaskan jumlah unit apartemen dan kondotel yang ditawarkan mengikuti perkembangan permintaan pasar. Selama ini, pihaknya melihat properti jenis kondotel lebih diminati pasar Solo daripada apartemen. General Manager PT Duta Mitra Propertindo, Andi Noviyandi, pun mengakui hal itu. “Kondotel sudah laku lebih dari 50%, sedangkan apartemen masih kurang dari 50%. Ini memunjukkan memang kondotel lebih banyak peminat. Mungkin karena properti ini memberi peluang bagi hasil yang menguntungkan bagi pembeli,” jelas Andi.
Lebih jauh, seusai dengan konsep mixed use tersebut, di kompleks SCP juga bakal ada 96 kios yang menjual produk-produk IT. Puluhan kios yang berada di lantai 2 dan 3 tersebut dipastikan akan menjadi pusat belanja komputer, notebook dan lain-lain. Susanto menjanjikan pusat belanja komputer yang diberi nama Computer Center Point (CCP) dijadwalkan beroperasi tidak lama lagi. “Yang pasti segera, sebelum operasional keseluruhan. Pastinya kapan menyusul,” kata Susanto.
Di luar apartemen, hotel dan pusat IT, di kompleks tersebut juga ada sekitar 150 unit toko yang selain menyediakan barang kebutuhan sehari-hari penghuni apartemen dan hotel juga memberikan layanan lain, seperti salon dan fasilitas spa. Perkantoran juga disediakan di lantai 1. Selain itu, masih ada satu lantai lagi yang semula bakal digunakan sebagai lokasi Superindo. Sayang keberadaan supermarket tersebut tidak sesuai dengan regulasi.
Menurut Doddy, sampai saat ini pihaknya belum memutuskan penggunaan satu lantai itu. “Sudah ada beberapa penawaran dari tenant yang masuk, tapi kami masih menjajaki. Kami juga belum mengerucut akan memilih konsep apa untuk satu lantai itu,” bebernya.