SEMARANG -- Ketua Organda Jateng, Karsidi Budi Anggoro, membantah adanya aksi pemogokan massal angkutan umum di jalur selatan dan Banyumas. Hanya Organda Purbalingga dan Kebumen yang secara resmi mengajukan mogok kepada aparat Polres dan Dinas Perhubungan.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
“Alasannya mogok karena terkendala kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) solar. Kami bisa memaklumi,” katanya ketika dihubungi Esposin, di Semarang, Rabu (24/4/2013) malam.
Untuk angkutan bus umum jalur selatan lainnya seperti di Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Temanggung, Wonosobo, Banyumas, ujar dia, tetap beroperasi.
“Bus antarkota dalam provinsi (AKDP), antarkota antarprovinsi (AKAP), angkutan barang tetap beroperasi,” imbuhnya.
Kecuali, kata Anggoro, para sopir bus mini, angkutan pedesaan (angkudes) yang tidak beroperasi menarik penumpang. “Mereka buka mogok, tapi terpaksa menghentikan operasi karena terpengaruh pemberitaan running teks di televisi adanya mogok angkutan umum,” paparnya.
Sebab, lanjut Anggoro, dari hasil pengecekan di lapangan, tidak ada instruksi dari Organda setempat untuk mogok.
Para sopir angkudes tersebut merasa khawatir kalau tetap berangkat kerja ada masalah semisal diadang sopir lain.
“Jadi para sopir angkudes ini terkena imbas pemberitaan media massa, tapi besok, mereka sudah beroperasi lagi,” ujarnya.