(Esposin) - Belum genap sepuluh tahun usia SMK Negeri 2 Sukoharjo, namun aneka terobosan pengembangan jiwa kewirausahaan anak didik dilakukan di sekolah ini. Mulai dari membuat dan memasarkan sabun sampai mencari rumput untuk pakan dan membersihkan kandang ternak diajarkan di SMK Negeri 2 Sukoharjo.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
“Sudah biasa kalau sedang jadwal piket. Teman-teman lain juga sering melakukan hal yang sama,” ungkap Hudha Wahudin, yang kemarin mendapat giliran memberi makan sapi dan kambing serta membersihkan kandang dari kotoran untuk pembuatan pupuk organik. Hudha tak sendiri, saat itu dia bertugas dengan teman lain satu kelas di kelas XI ATR B, Dohan Iman dan Esti Susilowati.
Di jurusan ATR, selain dibimbing ilmu berternak, siswa juga diajari membuat pupuk organik dan biogas. Praktik lain, peserta didik mendapatkan pengetahuan bercocok dan dalam beberapa kesempatan harus ngarit (mencari rumput) untuk pakan kambing etawa yang dipelihara sekolah. Tanpa melihat jenis kelamin, siswa laki-laki dan perempuan diberi tugas dan kewajiban yang sama.
“Kambing etawa memang butuh rumput-rumputan hijau, karena itu pakan harus sering mencari. Tapi kalau sapi, sudah ada jerami dan kita sediakan, siswa tinggal memberikan,” papar Sri Gembirawati SP, guru mata pelajaran produktif jurusan ATR SMK Negeri 2 Sukoharjo, dalam kesempatan yang sama.
Tak hanya di jurusan ATR, SMK Negeri 2 Sukoharjo berusaha membuat terobosan di jurusan-jurusan lain di sekolah setempat. Kepala SMK Negeri 2 Sukoharjo, Sugiyarno, menyatakan secara keseluruhan ada enam jurusan berbeda di sekolahnya, masing-masing teknik pemeliharaan mesin industri, tenik mekatronika, kimia industri, teknik kendaraan ringan, ATR, dan Teknik Arsitek.
Dikemukakan, selain jurusan ATR, jurusan lain yang telah menghasilkan banyak produk komersial di sekolahnya adalah Kimia Industri. Dari jurusan kedua itu, kata dia, siswa dibimbing memroduksi sabun mandi susu dan telah dipasarkan secara luas ke masyarakat tinta isi ulang spidol, pewangi ruangan, minuman nata de coco, pembersih lantai, pembersih kaca, dan telur asin.
“Sebagai SMK, visi misi kami memang mencetak wirausaha-wirausaha baru setelah siswa lulus dari sekolah. Sering kami sampaikan agar siswa tidak melik dengan status atau profesi PNS, jangan jadi PNS, tapi jadilaj wirausahawan-wirausahawan yang mampu menciptakan lapangan kerja sendiri,” tegasnya saat ditemui di ruang kerjanya, didampingi Waka Kesiswaan, Hariyadi PR.
Sugiyarno juga menekankan dalam rangka mencetak generasi wirausaha, pembentukan watak atau karakter sangat penting. Karena itu selama di sekolah, selain diajari cara membuat produk, tak jarang siswa dilatih terjun langsung ke lapangan untuk menjual atau memasarkan produk yang dihasilkan.
“Untuk yang terakhir, sering kami sampaikan kepada orangtua murid agar tidak memrotes cara atau metode yang dipakai sekolah dalam melatih serta membentuk jiwa wirausaha anak,” tandasnya lagi.
Di Kabupaten Sukoharjo, SMK Negeri 2 tergolong SMK baru. Sekolah tersebut baru didirikan tahun 2004 lalu dengan menempati eks lokasi Sekolah Pertanian Pembangunan Menengah Atas (SPPMA) di wilayah Kelurahan Begajah Kecamatan Sukoharjo Kota. Ketika didirikan, sekolah hanya memiliki dua jurusan, yaitu Kimia dan Otomotif. Untuk meningkatkan semangat dan motivasi siswa mendalami dan menggeluti bidang sesuai jurusan pilihan, selain praktik produksi dan wirausaha, sekolah juga menempuh berbagai cara, di antaranya menggelar kegiatan ceramah motivasi dengan melibatkan mitra dari dunia usaha dunia industri (DUDI).
Triyono