Esposin, JAKARTA — Mantan Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD, punya pandangan berbeda terkait pernyataan Prabowo Subianto yang menuding Pilpres 2014 lebih buruk dari pelaksanaan pemilu di Korea Utara.
Pernyataan Prabowo itu disampaikan di sela-sela sidang perdana gugatan pemilu presiden 2014 yang digelar di Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (6/8/2014).
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Mahfud menyampaikan pandangannya soal pernyataan Prabowo itu melalui akun twitternya @mohmahfudmd yang dikutip detik.com, Kamis (7/8/2014). Sejumlah pengguna twitter bertanya kepadanya. Salah satu penanya adalah @arsyad_amran, yang bertanya soal ada tidaknya kemiripan pemilu di Korut dan Indonesia.
Menurut Mahfud, tak ada kemiripan antara Pemilu di Indonesia dengan yang diselenggarakan di Korut.
"Tak ada, di Korut pemilu jahat, di Indonesia dasarnya demokrasi," kata Mahfud menjawab pertanyaan.
Mahfud menilai Pemilu di Korea Utara antidemokrasi. Pemilu digelar hanya untuk menangkap rakyat yang anti pemerintah.
"Pemilu di Korut calon Presidennya tunggal, rakyat harus memilih. Yang tak milih dianggap anti Presiden. Jadi pemilu di Korut justru antidemokrasi," tuturnya.
Dalam sidang perdana gugatan Pilpres di MK, Prabowo Subianto protes terhadap hasil perolehan nol suara di ratusan TPS. Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu menilai pelaksanaan Pilpres di Indonesia lebih buruk dari Korea Utara.
"Bahkan di Korea Utara pun tidak terjadi, mereka bikin 97,8 persen. Di kita, ada yang 100 persen, ini luar biasa. Ini hanya terjadi di negara totaliter, fasis dan komunis," kata Prabowo di ruang sidang MK, di Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (6/8/2014).