Esposin, SOLO -- Kemunculan dan ketokohan Kartini—dengan semangat emansipasi perempuan yang dia perjuangkan—berhubungan dengan otoritas kolonialisme Belanda yang memperkenalkan kepada publik sebagai pelopor gerakan perempuan pribumi Jawa.
Pikiran-pikiran dan cita-cita Kartini tentang kesetaraan akses ke pendidikan bagi perempuan pada zamannya mengundang simpati orang-orang Barat. Kartini menuntut pendidikan bagi kaum perempuan, menolak pernikahan dini, dan menolak poligami. Ia gagal mewujudkan itu semua bagi dirinya sendiri, namun cita-citanya untuk kaum perempuan pribumi [Jawa] justru makin berdaya setelah ia meninggal.