Esposin, WASHINGTON – Putra pemimpin dan pendiri al Qaeda, Osama bin Laden, Hamza bin Laden mengancam bakal membalas dendam pada Amerika Serikat (AS) atas pembunuhan ayahnya.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Dilansir Reuters, Senin (11/7) ancaman lewat sebuah pesan audio tersebut dirilis melalui media sosial. Hamza dalam pidato berdurasi 21 menit tersebut berjanji bakal melanjutkan perjuangan kelompok militan tersebut dalam melawan AS dan sekutu-sekutunya.
“Kami akan terus menyerang Anda dan menargetkan Anda di negara Anda dan di luar negeri dalam menanggapi penindasan Anda terhadap rakyat di Palestina, Afganistan, Suriah, Irak, Yaman, Somalia dan sejumlah negara Muslim yang tidak tahan atas penindasan Anda,” kata Hamza dalam pesan berjudul We Are All Osama seperti dilaporkan SITE Intelligence Group.
Ia dalam pesan itu juga mengatakan balas dendam tersebut bukan hanya untuk kematian Osama namun juga untuk mereka yang tewas dalam membela Islam. Osama tewas dalam operasi militer AS di tempat persembunyiannya di Abbottabad, Pakistan pada 2011. Terbunuhnya Osama menjadi pukulan besar bagi kelompok yang melancarkan serangkaian serangan di New York dan Washington pada 2001 itu. Hamza sendiri yang kini diperkirakan berusia 20 tahun berada di Afganistan sebelum serangan itu diluncurkan. Ia selanjutnya menghabiskan waktu di Pakistan bersama ayahnya setelah AS memimpin invasi untuk mengusir para pemimpin senior al Qaeda di Afganistan.
Sementara setelah kematian Osama pucuk pimpinan al Qaeda kemudian dipegang Ayman Mohammed Rabie al-Zawahiri. Menurut sebuah lembaga penelitian, Brookings, berdasar sejumlah dokumen yang ditemukan di tempat tinggal Osama dan dipublikasi AS tahun lalu, diduga para pembantunya berupaya untuk menyatukan para pemimpin militan melalui Hamza.
"Hamza memberikan wajah baru untuk al Qaeda, ia secara langsung memiliki kaitan dengan pendiri kelompok itu. Dia pandai bicara dan musuh yang berbahaya," tutur Bruce Riedel dari Brookings.