Mereka menuntut Mahkamah Konstitusi (MK) agar mengambil putusan seadil-adilnya atas indikasi kecurangan yang dilaporkan kubu pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) Prabowo-Hatta.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Aksi yang digelar pukul 10.30 WIB itu dilakukan dengan membentangkan spanduk berisi tolakan kecurangan dalam pemilu dan tuntutan kepada penyelenggara pemilu agar tidak membohongi rakyat.
Mereka dengan berpakaian batik dan masker juga membawa poster berisi kejahatan KPU lebih berbahaya dibanding ISIS, Pilpres abal-abal hanya menghasilkan pemerintahan amburadul. Aksi yang berjalan cukup singkat itu hanya dijaga segelintir aparat kepolisian.
Koordinator lapangan (korlap) aksi, Walid Ahmad, sempat menyampaikan orasi di hadapan publik yang mengajak masyarakat untuk memantau jalannya sidang di MK.
Dia menyatakan menerima apa pun hasil putusan MK dengan catatan putusan itu harus diambil dengan pertimbangan seadil-adilnya. Selain itu, Walid juga menuntut kepada MK agar menekan kecurangan yang terjadi dalam pilpres karena MK menjadi garda terakhir dalam perbaikan sistem demokrasi di negeri ini.
Dalam selebaran yang dibagikan para mahasiswa, Walid Ahmad atas nama Aliansi Mahasiswa Batik Wong Solo menyatakan sikap menolak hasil perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang masih banyak cacat.
Mereka juga menuntut agar Ketua KPU pusat dan Ketua KPU daerah yang terindikasi curang diadili. Di samping itu, mereka juga meminta MK berani dan tidak takut dalam memutus secara objektif terkait berbagai kecurangan pemilu.