Dalam pertemuan dengan sejumlah pimpinan media nasional, Jumat (15/3/2013) pagi, SBY menuturkan kenaikan harga tidak wajar yang terjadi pada dua komoditas pangan tersebut terjadi karena ketidakseimbangan antara pasokan bawang dan permintaan di pasar.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Menurut dia, ada missmatch, di mana permintaan bawang di pasar lebih tinggi dibandingkan jumlah pasokan. Persoalan itu ternyata tidak kunjung selesai meskipun terdapat ratusan kontainer bawang merah dan bawang putih impor yang telah bersandar di Pelabuhan Tanjung perak Surabaya.
"Rupanya ada keterlambatan proses di Kementan yang tidak klop dengan Kemendag, tidak segera dialirkan. Mudah-mudahan bisa segera dialirkan, kita masukan ke market, dan demand berubah dengan bagus. Kalau bisa hari ini ya hari ini selesaikan urusannya," ujarnya.
Khusus untuk bawang impor yang belum mendapatkan dokumen lebal, SBY berharap jajarannya dapat segera mmengambil tindakan penyelesaian.
"Jangan sampai rakyat kita terlalu lama berada dalam ketidakpastian," ujarnya.
SBY mengakui kemarin ia memang marah kepada para menterinya karena lambannya penanganan kenaikan harga bawang merah dan bawang putih.
"Saya memang marah kemarin, kurang cepat, kurang konklusif, kurang nyata. Tapi mereka [para menteri] berkerja tadi malam. Dan tadi pagi ada laporan, mudah-mudahan ada solusi yang cepat," ujarnya.