Lombok (Esposin)- Setelah meresmikan Bandara Internasional Lombok, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengadakan pertemuan dengan PM Malaysia, Dato’ Sri Mohammad Najib Tun Abdul Razak. Ini merupakan pertemuan rutin tahun antara dua kepala pemerintahan.
Menurut jadwal, pertemuan akan dimulai di Novotel Resort, Lombok Tengah Kamis (20/10/2011), pukul 13.00 WITA.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
"Ada banyak yang dibahas, salah satunya evaluasi moratorium TKI," kata Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah.
Fokus pembahasan adalah tentang kesiapan pranata di Malaysia agar moratorium pengiriman TKI bisa dicabut. Seperti permintaan RI agar passport para TKI tidak lagi ditahan oleh pihak majikan.
"Yang penting bagaimana kesiapan prananata Malaysia untuk nanti melaksanakan MoU itu," ujar Faiz.
Masalah garis perbatasan antara dua negara juga akan disinggung dalam pertemuan bilateral antara delegasi dua negara, terutama perbatasan laut yang memang ada beberapa titik masih dalam proses perundingan.
"Memang memakan waktu, tapi selalu ada kemajuannya. Kasus di Camar Bulan, setelah diperiksa di lapangan ternyata koordinat garis batas tidak berubah," papar Faiz.
Selain membahas persiapan MoU, juga ada nota kesepakatan yang siap ditandangani oleh pemerintah RI dan Malaysia yaitu dokumen kesepakatan penghindaran pajak berganda.
Delegasi RI terdiri dari beberapa orang menteri, termasuk menteri baru. Di antaranya adalah Menteri BUMN Dahlan Iskan, Mendikbud M Nuh, Menpar dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu, Kapolri Timur Pradopo, Panglima TNI Agus Suhartono dan tiga orang menteri koordinator. dtc