JOGJA—Sampah non organik di Tempat Pembuangan Akhir Piyungan (TPA) bakal diolah menjadi bahan bakar pembuat semen. Saat ini lahan untuk tempat konversi sampah menjadi batu bara muda tersebut tengah disiapkan.
Manager Kartamantul, Ferry Anggoro Suryo, Selasa (24/1) menyatakan, konversi sampah menjadi batu bara muda tersebut menggunakan teknologi Refuse Derifert Fuel (RDF). Penggunaan teknologi itu kini tengah dikaji dengan dukungan dari kedutaan Inggris dan Prancis.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
“RDF teknologi untuk mengubah sampah menjadi bahan bakar untuk industri semen, jadi nantinya sampah akan diubah jadi produk yang akan dikonsumsi oleh pabrik semen, ini masih kajian akan kita tindaklanjuti terus,” terangnya.
Lebih lanjut Ferry menjelaskan, batu bara muda tersebut nilai kalorinya hampir sama atau hanya sedikit lebih rendah dibanding nilai kalori pada batu bara tua. Namun potensi tersebut dapat menjadi pilihan bahan bakar alternatif ditengah mahalnya harga batu bara tua saat ini. Untuk pemanfaatan batu bara muda, PT. Holcim produsen semen menjadi bidikan rekanan dari Perancis.
Menurut dia, teknologi RDF yang mengkonversi sampah jadi batu bara tersebut, hanya akan menyisakan 10% sampah atau ampas berupa abu dari total sampah yang ada di TPA. Adapun abu tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk bahan baku konblok serta kebutuhan lainnya.
Pemerintah DIY kini tengah menyiapkan lima hektare lahan di utara Piyungan sebagai lokasi pengolahan sampah lewat teknologi RDF tersebut. Ditargetkan 2012 ini lahan sudah dibebaskan dengan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp3 miliar-Rp5 miliar.(Harian Jogja/Bhekti Suryani)