Esposin, SUKOHARJO—Korban jiwa kerusuhan suporter sepakbola di Stadion Manahan, Solo Rabu (22/10) lalu saat laga Persis Solo vs Martapura FC bertambah satu orang. Sebelumnya, warga Boyolali tewas dengan lubang di bagian pundak saat rusuh suporter pecah. (Baca Juga: Rusuh Suporter, Warga Boyolali Tewas, Foto Korban Tewas Beredar, Lubang Di Pundak Dalam, Laporan Dinilai Jaggal, Kapolresta Tegaskan Tak Gunakan Peluru Tajam)
Salah satu warga Kranggan Wetan, RT 002/ RW 001, Desa Wirogunan, Kartasura, Harso Martono, 70, mengembuskan napas terakhirnya lantaran shock berat ketika berada di tengah-tengah kerusuhan antara suporter Persis Solo dan Martapura FC.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Harso dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (23/10/2014) pagi setelah menjalani perawatan di RS Panti Waluyo.
Kronologi kejadian bermula ketika Harso dan keluarganya menonton pertandingan sepak bola antara Persis Solo melawan Martapura FC di Stadion Manahan, Rabu (22/10).
Ketika kerusuhan suporter pecah, keluarga Harso berusaha menyelematkan diri. Mereka lantas menuju kendaraan pribadinya bersama istri dan kerabatnya yang lain.
Dalam kepanikan itu, tanpa disangka, kendaraan pribadinya kena hantaman batu cukup keras. Mereka ketakutan dan shock berat di dalam mobil.
“Istri Pak Harso bahkan langsung pingsan. Mereka bisa lolos dari kerumunan massa, namun Pak Harso langsung menjalani perawatan di Panti Waluyo karena penyakit jantungnya kambuh,” kata Bayan Desa Wirogunan, Sudalmanto saat dihubungi Esposin, Kamis (23/10).
Menurut Sudalmanto, penyakit jantung Harso kambuh lagi karena kaget menyaksikan kerusuhan dan dia sendiri berada di lokasi kejadian.
Apalagi, saat kejadian itu, mobil yang mereka tumpangi kena hantaman benda keras hingga membuat istrinya pingsan seketika.
“Saat dilarikan ke Panti Waluyo, kata dokter kondisinya masih baik-baik. Tapi, begitu dibawa pulang, paginya sekitar pukul 06.00 WIB dinyatakan meninggal dunia,” kata Maryono, Kepala Desa Wirogunan.
Maryono tak menampik kematian Harso juga karena pengaruh usia korban yang memang sudah tua. Meski demikian, shock yang ia alami dalam peristiwa kerusuhan sepakbola di Manahan juga berperan sebagai faktor pemicu kematiannya.
“Usianya memang sudah tua. Namun,shock berat juga membuat penyakit jantungnya kambuh dan berujung kematian,” tambahnya.
Korban disemayamkan Kamis (23/10) sore di tempat pemakaman setempat.
Aparatur Desa dan perangkat menyampaikan rasa belasungkawa yang sebesar-besarnya atas insiden tersebut.