Usai menjalani ijab kabul, Notonegoro dengan dipimpin Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hadiwinoto kembali ke Bangsal Kasatriyan. Melalui pengiring gamelan dan Bangsal Kencana (lokasi panggih), Notonegoro dengan mengenakan baju atela terlihat santai.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Bahkan ketika melihat seorang pewarta fotografer yang saling tumbukan dengan fotografer lainnya karena terburu mengejar momen iring- iringan itu, Notonegoro sempat menggoda. “Hayo- hayo...” celetuk Notonegoro meledek sambil mengembangkan senyumnya.
Sekitar pukul 07.32 WIB, Notonegoro resmi melepas masa lajangnya . Dengan menggunakan bahasa J awa, pria bernama kecil Angger Pribadi Wibowo itu melangkungkan ijab kabul pernikahan di Masjid Panepen.
Adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X, ayah mertuanya sendiri yang menikahkan Notonegoro. Dengan mengenakan baju taqwa, Sultan duduk di depan meja menghadap ke timur membelakangi Mi’rab di bangunan utama masjid seluas 7X6 meter.
Duduk di samping kanan Sultan (selatan), dua adiknya, yakni KGPH Hadiwinoto dan GBPH Prabukusumo. Sementara di samping kirinya (menghadap ke selatan) adalah penghulu KRT Haji Ahmad Kamaludiningrat, dan Kepala KUA Suparno yang semalam batal hadir dalam prosesi tantingan.
Dalam ijab itu, Notonegoro menyerahkan mas kawin berupa Alquran dan seperangkat alat salat. Sejarahwan UGM Prof Djoko Suryo yang ikut masuk dalam prosesi ijab itu menyaksikan Notonegoro sempat terlihat gugup . “Nervous tapi tetap tenang,” (Andreas Tri Pamungkas/JIBI/Harian Jogja)