"Pengaruh kebijakan tersebut pasti ada. Di pasar modal, penyederhanaan mata uang itu akan cukup memengaruhi iklim," ujar Kepala Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Irfan Noor Riza Jogja, Rabu (2/1/2013).
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Irfan mengatakan nilai mata uang yang disederhanakan seharusnya tidak akan berpengaruh pada apa pun, karena hanya disederhanakan, misalnya dari Rp1.000 menjadi Rp1. Namun, kebijakan tersebut tentu akan membuat harga sejumlah barang naik. Sehingga, tingkat konsumsi masyarakat pun akan meningkat.
“Konsumsi naik inilah yang akan menggerus daya investasi masyarakat,” kata Irfan saat dijumpai di kantornya.
Kondisi ini mau tidak mau akan membuat orang cenderung mendahulukan kebutuhan yang dikonsumsi baik kebutuhan primer maupun sekunder. Karena hantaman kebutuhan tersebut, investasi menjadi dikesampingkan.
Irfan menambahkan di bursa efek kondisi ini sudah dipersiapkan oleh sejumlah pelaku pasar modal. “Secara sistem kami siap. Fitur-fitur juga sudah dimodifikasi. Selama inflasi tidak berpengaruh pada masyarakat, saya rasa ini hanya akan menjadi shock terapi dan akan segera pulih,” tandas Irfan.
Irfan menegaskan kebijakan tersebut tentu saja akan menghambat investasi. Akan tetapi, dengan meningkatnya laju inflasi, seharusnya dapat ditekan dengan investasi.
“Salah satu cara untuk menekan laju inflasi adalah dengan investasi. Kami akan terus menyosialisasikan investasi kepada masyarakat, salah satunya dengan pasar modal. Tentunya agar masyarakat siap mengahadapi kebijakan tersebut,” pungkas Irfan.