Esposin, JAKARTA -- Mantan Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan, menjadi tahanan KPK terkait kasus dugaan korupsi pengadaan gas alam cair ((liquefied natural gas/LNG) tahun 2011.
Dalam kasus tersebut, diduga negara merugi hingga Rp2,1 triliun.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Berikut profil Karen Agustiawan, yang menjabat PT Pertamina periode tahun 2009-2014, seperti dikutip Esposin dari berbagai sumber, Selasa (19/9/2023).
Ir. Karen Agustiawan lahir di Bandung, Jawa Barat pada 19 Oktober 1958.
Ia menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina periode 2009-2014.
Karena adalah anak perempuan dari R. Asiah dan Dr. Sumiyatno, utusan pertama Indonesia di World Health Organization (WHO) dan presiden terdahulu dari Biofarma, perusahaan farmasi.
Pada tahun 1983, Karen lulus dari Institut Teknologi Bandung pada jurusan Teknik fisika.
Ia menikah dengan Herman Agustiawan, seorang mantan pegawai di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang sekarang bekerja di Dewan Energi Nasional.
Mereka dikaruniai tiga orang anak.
Karier
Lulus dari ITB tahun 1983 Karen memulai kariernya sebagai profesional di Landmark Concurrent Solusi Indonesia sebagai Business Development Manager (1998-2002).Berlanjut ke Halliburton Indonesia sebagai Commercial Manager for Consulting and Project Management (2002-2006).
Ia memulai karier di Pertamina sebagai staf ahli Direktur Utama PT Pertamina untuk bisnis hulu (2006-2008).
Karen dipercaya menjabat Direktur Hulu sejak 5 Maret 2008.
Pada 5 Februari 2009, Karen ditunjuk oleh pemegang saham untuk memimpin PT Pertamina sebagai Direktur Utama.
Dalam era kepemimpinannya visi Pertamina menjadi perusahaan energi kelas dunia dan champion Asia pada 2025 dengan aspirasi energizing Asia.
Pada tahun 2011, Forbes memasukkan dia sebagai yang pertama di dalam daftar Asia's 50 Power Businesswomen.
Setelah mengundurkan diri dari PT Pertamina tahun 2011, Karen menjadi guru besar di Harvard University, Boston, Amerika Serikat.