Grobogan (Espos)--Perubahan iklim secara ekstrim (anomali iklim) yang terjadi akhir-akhir ini menyebabkan produksi gabah kering giling tahun 2010 di Kabupaten Grobogan turun lima persen dibanding produksi tahun 2009.
“Memang perubahan iklim secara ekstrim mempengaruhi produksi gabah di Kabupaten Grobogan tahun 2010 ini, ada penurunan sekitar lima persen jika dibanding tahun 2009 lalu,” papar Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dipertan TPH) Kabupaten Grobogan, Ir Edhie Sudaryanto ketika dihubungi, Minggu (26/12).
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Data yang ada di Dipertan TPH Kabupaten Grobogan menunjukan produksi gabah kering giling tahun 2009 mencapai sekitar 700.000 ton. Sehingga jika ada penurunan lima persen (35.000 ton) maka produksi tahun 2010 hanya sekitar 665.000 ton gabah kering giling.
Menurut Edhie, perubahan iklim menyebabkan perubahan musim yang berpengaruh langsung kepada pola tanam yang dilakukan para petani di wilayah Grobogan.
“Tidak hanya itu, curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan areal tanaman padi seluas kurang lebih 4.000 hektare terendam air dari luasan tersebut, 300 hektare tanaman padi puso atau tidak bisa diselamatkan lagi,” jelas Edhie.
rif