Solo (Esposin)--Produk kerajinan dan furnitur dalam negeri masih memiliki banyak kelemahan salah satunya desain yang sulit dipatenkan.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Demikian disampaikan Sekretaris Eksekutif Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Soloraya, Dibyo Sri Suryanto, di sela-sela Temu Konsultasi UMKM Bidang Kerajinan dan Furnitur, di Hotel Grand Setiakawan, Kamis (22/9/2011).
“Produk furnitur dan kerajinan itu mungkin termasuk produk yang paling banyak dijiplak. Karena, desain furnitur kalau dipatenkan, biaya akan terlalu mahal dan waktunya lama,” kata Dibyo. Ia pun menyampaikan, mematenkan satu produk meski hanya menampilkan sedikit perbedaan, maka di pasaran tetap tidak akan terkenal.
“Tidak hanya sulit, untuk diangkat ke ranah hukum, juga sulit sekali membuktikannya.”
Menurutnya, soal desain produk furnitur dan kerajinan tangan itu ibarat buah simalakama. “Kalau punya desain kemudian dipamerkan, maka desain tiruannya langsung menjamur. Tapi, kalau tidak dipamerkan, produk tidak laku.” Produk kerajinan dan furniture yang berpotensi ekspor, menurutnya juga semestinya dipatenkan bukan untuk kepentingan perajin tetapi untuk mengamankan buyer. Artinya, buyer juga tidak ingin produk yang sudah dibelinya ternyata ada di mana-mana.
(haw)