Esposin, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta TNI dan Polri menjadi institusi pertama bagi perempuan dan anak dalam mencari perlindungan dari segala bentuk kekerasan, baik seksual, fisik, maupun perundungan.
"Saya ingin mengingatkan kembali terkait dengan kekerasan kepada perempuan dan anak. Saya minta TNI dan Polri bisa menjadi institusi yang pertama. Sekali lagi, saya minta TNI dan Polri bisa menjadi institusi yang pertama bagi perempuan dan anak dalam mencari perlindungan," kata Presiden Jokowi dalam Pengarahan Presiden Jokowi Kepada Pejabat TNI dan Polri di Istana Negara IKN, seperti dilansir Antara, Kamis.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Dalam pikiran para perempuan dan anak-anak, kata Presiden Jokowi, TNI dan Polri adalah tujuan mereka meminta perlindungan kekerasan, baik kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan seksual, fisik, perundungan, maupun penganiayaan.
Oleh karena itu, Kepala Negara meminta kepada Kapolri dan Panglima TNI untuk memberdayakan jajaran aparat di tingkat lapisan masyarakat seperti babinsa dan bhabinkamtibmas sebagai pertolongan pertama bagi perempuan dan anak-anak mencari perlindungan.
"Berdayakan yang namanya babinsa, berdayakan yang namanya bhabinkamtibmas sebagai ujung tombak dalam pertolongan pertama," kata Presiden.
Menurut Presiden Jokowi, pencapaian bangsa Indonesia hingga saat ini tidak terlepas dari peran Polri dan TNI.
Oleh karena itu, Jokowi berharap TNI dan Polri ke depan bisa mempertahankan kekompakan dan sinergitasnya dalam menjaga dan melindungi Indonesia.
"Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dedikasi, atas kerja keras saudara-saudara selama ini. Pencapaian bangsa kita pada hari ini tentu tidak lepas dari peran, dari kerja keras seluruh TNI dan Polri, seluruh anggota TNI dan Polri," kata Presiden.
Minta Maaf
Pada kesempatan tersebut Presiden Jokowi juga meminta maaf kepada seluruh personel, khususnya pejabat TNI dan Polri seluruh Indonesia, apabila dirinya memiliki perilaku atau tindakan yang dirasa kurang berkenan selama memimpin.Permintaan maaf itu Presiden utarakan saat memberikan arahan pada pejabat TNI dan Polri di Istana Kepresidenan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Kamis.
"Saya mohon maaf jika dalam 10 tahun ini selama memimpin ada hal yang dirasa kurang berkenan, ada hal-hal yang dirasa belum maksimal, baik dalam kebijakan maupun dalam kita berinteraksi," ujar Jokowi.
Acap kali berkunjung ke daerah, misalnya, Presiden Jokowi selalu disambut atau bertemu dengan kapolres, dandim, danrem, pangdam, dan kapolda.
Namun, ada kalanya sebagai manusia Jokowi luput dalam memberikan salam kepada pejabat tinggi TNI/Polri yang menyambut.
"Kadang-kadang ada yang saya salami, ada yang enggak saya salami. Ada yang luput, enggak kesalaman, 'waduh masa ada yang enggak disalami sama Presiden', 'padahal saya pangdam'. Saya 'kan enggak hafal pangdamnya yang mana, kapolda yang mana, 'kan enggak ngenalin. Kapolresnya yang mana, dandimnya yang mana, danremnya yang mana," ujar Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi memohon maaf jika 10 tahun selama memimpin ada hal yang kurang berkenan, belum maksimal dan belum baik.
Sebagai bentuk permohonan maaf, pada momentum seluruh pejabat TNI/Polri sedang berkumpul di IKN, Presiden mengajak pejabat TNI/Polri yang hadir untuk berkeliling IKN seusai berfoto bersama.