Esposin, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan keprihatinan atas tingginya tingkat stres yang dialami guru. Hal itu disampaikannya dalam acara Peringatan HUT ke-78 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2023 di Jakarta pada Sabtu (24/11/2023).
Jokowi mengaku kaget ketika membaca temuan sebuah lembaga riset internasional, RAND Corporation, yang menyebut bahwa tingkat stres yang dialami guru lebih tinggi dibandingkan profesi lainnya.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
“Menjadi guru itu bukan pekerjaan yang ringan. Tingginya tingkat stres guru disebabkan tiga faktor, yaitu perilaku siswa, perubahan kurikulum, dan perkembangan teknologi,” ujar Jokowi, seperti dikutip Esposin dari Antara.
Perubahan kurikulum, menurutnya, tetap perlu dilakukan untuk menyesuaikan perubahan yang selalu terjadi. Terlebih saat ini disrupsi teknologi terjadi dan berjalan begitu cepat, kurikulum pendidikan harus mengikuti.
Presiden Jokowi meminta semua guru untuk bisa beradaptasi, terutama untuk mengikuti perubahan teknologi. Dia juga menyoroti pula tentang kesenjangan infrastruktur dan fasilitas pendidikan antara wilayah perkotaan dan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Saya kalau (kunjungan) ke daerah mampir ke SMK. Saya lihat SMK di sebuah kabupaten kemudian saya bandingkan dengan SMK yang di kota, memang gap sarana prasarana jauh berbeda. Ini menjadi tugas Menteri Pendidikan [untuk mencarikan solusinya],” tutur Presiden Jokowi yang dalam acara itu juga didampingi Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim.
“Pada kesempatan yang baik ini atas nama pribadi, atas nama pemerintah, atas nama rakyat, saya mengucapkan terima kasih atas dedikasi, atas kontribusi para guru dalam mendidik generasi muda Indonesia—dalam mendidik kita semua,” tutur Jokowi.