by Redaksi - Espos.id News - Selasa, 7 Februari 2012 - 19:18 WIB
ESPOS.ID - Sri Sultan HB X (DOK)
JOGJA—Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan kunci penyelesaian RUUK sangat tergantung komitmen Panja DPR.
Sri Sultan, Selasa (7/2) menyatakan, selama sikap Panja RUUK tak berubah soal penetepan, tak masalah bila ada usulan-usulan atau opsi lain yang diajukan Pemerintah. Menurut dia, komitmen Panja saat ini sangat menentukan.
“Selama panjanya enggak berubah (tetap mendukung penetapan, kan enggak masalah. Sekarang lihat saja Panjanya punya komitmen atau enggak. Dari awal penetapan, dipegang atau enggak. Kalau dipegangkan ya sudah arahnya mesti ke sana apapun yang diajukan. Kuncinya komitmen Panja,” kata Sultan.
Sultan menyatakan, saat ini sikap Panja tetap tak berubah, masih mendukung penetapan. Ia berharap DPR dan pemerintah dalam pembahasan RUUK Selasa (7/2) mencapai kesepakatan dan tak membuat perbedaan semakin lebar. Sebab bila Pemerintah tetap berbeda jauh dari Panja RUUK otomatis menemui jalan buntu. Perpanjangan satu tahun pun menurutnya tak akan cukup.
“Kalau ada pembahasan coba untuk capai perubahan dan persetujuan. Kalau jurang perbedaan masih ada otomatis deadlock. Setahun juga enggak akan pernah selesai,” tandas Sultan.
Adapun terkait poin yang dibahas dalam rapat Panja RUUK bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tersebut Sultan mengaku tak tahu.
Lobi pucuk pimpinan partai di pusat oleh sekretariat Bersama (Sekber) Keistimewaan guna memuluskan lolosnya poin penetapan hingga kini juga belum dapat dilakukan. Ketua Sekber Keistimewaan DIY, Widihasto Wasana Putra mengatakan, saat ini pihaknya masih menentukan jadwal untuk bertemu para pimpinan partai tersebut.
“Kami masih mengupayakan, mengkomunikasikan dengan DPP (Dewan Pimpinan Pusat) partai politik terkait teknis waktu audiensi,” terang Widihasto.
Lobi tersebut bertujuan untuk memperkuat dukungan terhadap RUUK. Lobi ke pimpinan partai dianggap strategis lantaran saat ini adalah masa-masa krusial pembahasan RUUK. (HARIAN JOGJA/Bhekti Suryani)