Esposin, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (18/2/2015), memberhentikan sementara Ketua KPK, Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian karena diduga terlibat beberapa perkara.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Presiden Jokowi secara bersamaan juga menunjuk tiga orang pimpinan sementara KPK untuk mengisi kekosongan di pucuk pimpinan KPK yaitu Johan Budi, Indriyanto Seno Adji, dan Taufiequrachman Ruki.
Dikutip dari wikipedia.org, Taufiequrachman Ruki, 68, adalah politikus, mantan polisi, dan anggota DPR. Lulusan terbaik Akademi Kepolisian 1971 ini terpilih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia pada tanggal 16 Desember 2003 hingga digantikan oleh Antasari Azhar pada tahun 2007
Sedangkan Johan Budi juga tak asing di mata publik karena kiprahnya sebagai Deputi Pencegahan merangkap juru bicara KPK.
Sementara Indriyanto Seno Adji adalah guru besar dari Universitas Indonesia yang juga pengacara ini. Ia berkiprah di dunia hukum meneruskan sang ayahanda, mantan Ketua Mahkamah Agung Oemar Seno Adji.
Selain sebagai dosen di Magister Hukum Fakultas Hukum UI dan pengacara, Indriyanto juga sempat tercatat mendaftar sebagai hakim konstitusi pada 2008 lalu. Namanya masuk di antara 15 nama calon hakim konstitusi yang dibawa ke Presiden SBY saat itu. Namanya juga tercatat sebagai guru besar di Pusdiklat Kejaksaan Agung.
Dalam karier pengacaranya, seperti dilansir Detik, Indriyanto menangani sejumlah kasus besar, termasuk kasus mantan Presiden Soeharto. Indriyanto juga rajin menulis artikel hukum pidana dan korupsi.
Menurut mantan panitia seleksi calon pimpinan KPK, Imam Prasodjo, Taufiequrachman Ruki dan Johan Budi sudah cukup baik untuk menjadi alternatif Plt pimpinan KPK dan dapat menjadi solusi agar KPK dan Polri tidak terus memanas.
"Kalau Pak Johan Budi dan Pak Taufiequrachman Ruki itu kita sudah kenal dan mudah-mudahan dia bisa menjalankan fungsinya dengan lebih baik," tutur Imam di Gedung KPK Jakarta, Rabu.
Kendati demikian menurut Imam, dirinya masih belum mengetahui lebih jauh rekam jejak atau track record Indriyanto Seno Adji yang telah ditunjuk Presiden Jokowi untuk menjadi Plt pimpinan KPK.
"Saya tidak bisa komentar terlalu banyak terkait track recordnya dan tidak tahu seberapa jauh dia punya komitmen pemberantasan korupsi," tukas Imam.