Esposin, JAKARTA -- Mantan Panglima ABRI, Jenderal TNI (Purn) Wiranto, mengaku tidak risau terkait banyaknya purnawirawan TNI yang secara terbuka memberikan dukungan dalam Pilpres 2014 ini. (Baca: Pengakuan Wiranto)
Namun ia memastikan bahwa tidak akan ada perpecahan di internal purnawirawan TNI meskipun mereka berbeda kubu, yakni antara kubu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta) dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
"Setelah pensiun mereka hak politiknya dipulihkan. Maka tatkala ada pilihan biar saja. Milih Jokowi bagus, milih Prabowo silahkan," kata Wiranto di Jakarta, Kamis (19/6/2014).
Yang terpenting, kata Wiranto, para purnawirawan itu bisa menjaga netralitas institusi TNI selama gelaran pilpres ini. "Perbedaan itu tidak perlu dirisaukan. Kita dorong TNI bisa mempertahankan netralitas itu dengan kesungguhan," harapnya.
Wiranto mengatakan hal itu di sela-sela menjawab 10 pertanyaan terkait netralitas TNI, keberpihakan para mantan perwira tinggi TNI, hingga kasus penculikan dan penanganan kerusuhan pada pergantian kekuasaan 1998. Wiranto menjelaskan dalam kasus penculikan, tidak ada perintah darinya untuk melakukan penculikan.
"Sebagai Panglima ABRI saat itu, Bapak menjadi atasan Prabowo," kata Wiranto membacakan sebuah pertanyaan untuk dirinya di Posko Forum Komunikasi Pembela Kebenaran di Jl HOS Cokroaminoto 55-57, Jakarta Pusat, Kamis (19/6/2014). "Saya tidak ikut perdebatan [capres] tapi nama saya di sebut.