Esposin, JAKARTA -- Prabowo Subianto kemungkinan besar akan berpasangan dengan Hatta Rajasa dalam pemilihan presiden (pilpres) kali ini. Namun pasangan ini diprediksi tidak akan mampu meraih suara tinggi.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan rendahnya elektabilitas Hatta menjadi faktor utama. Terlebih calon presiden (capres) dari PDIP, Joko Widodo (Jokowi), diprediksi akan menggandeng Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
"Kalau skenarionya yang berkompetisi Prabowo-Hatta dengan Jokowi-Samad, maka hampir bisa di-forecast pemenangnya Jokowi-Samad. Elektibilitas Samad lebih besar ketimbang Hatta," kata dia kepada Esposin, Minggu (11/5/2014).
Pangi menambahkan figur calon wakil presiden (cawapres) memang menjadi penentu dalam pilpres kali ini. Sebab baik Prabowo maupun Jokowi telah memiliki elektabilitas yang sama-sama tinggi.
Menurut Pangi, Prabowo bisa saja menang melawan Jokowi asal bisa cermat dalam memilih cawapres. Menurutnya, figur cawapres yang bisa mengalahkan Jokowi adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, dan Abraham Samad sendiri.
"Prabowo-Mahfud lebih mendongkrak elektibilitas dan aksibilitas ketimbang Prabowo-Hatta. Kalau Prabowo-Samad tentu dapat menyaingi bahkan menghadang Jokowi untuk menang," ujarnya.
Hanya saja menurut Pangi Prabowo merasa terikat dengan PAN, dimana PAN siap berkoalisi dengan Partai Gerindra namun dengan syarat Hatta harus jadi cawapres. "Prabowo buah simalakama juga, PAN tak akan mau berkoalisi dengan Gerindra kalau Hatta enggak cawapres. Bisa-bisa Prabowo tidak dapat kursi pada pilpres kali ini. Inilah yang menyebabkan Prabowo realistis," tutupnya.