Esposin, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PAN-RB), Azwar Abubakar, tidak menyebutkan dengan tegas terkait himbauan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahwa menteri yang terlalu aktif di Pilpres 2014 harus mengundurkan diri.
"Kita lihat nanti. Yang lalu saya harus cuti," kata Azwar di Hotel Four Season, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (3/6/2014).
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Azwar sendiri menjabat sebagai Dewan Penasehat Tim Pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Ia berdalih, sebagai kader partai politik dia merasa memiliki hak untuk aktif di pilpres. Di Partai Amanat Nasional (PAN), Azwar menduduki jabatan sebagai Sekretaris Majelis Pertimbangan Pusat.
"Saya adalah kader partai. Saya tim penasehat di Prabowo-Hatta. Selaku orang politik boleh-boleh saja lah," kilahnya.
Sebelumnya, Presiden SBY mengatakan menteri yang terlalu sibuk berpolitik di pemilihan presiden (pilpres) harus mundur. Imbauan ini dikeluarkan karena ada sejumlah menteri di kabinet Indonesia Bersatu Jilid II yang masuk dalam tim pendukung capres-cawapres.
Nama-nama menteri yang terlibat di kubu Prabowo-Hatta di antaranya Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang menjabat sebagai Ketua Pelaksana Harian, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo, Menteri PAN-RB, Azwar Abubakar, serta Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri yang menduduki posisi Dewan Penasehat.