Ketua AJI Jakarta Umar Idris mengatakan media massa adalah perpaduan antara bisnis informasi dan kualitas berita. Jika media dipercaya masyarakat, maka konsumsi akan terus dilakukan. Sebaliknya, jika media tidak dapat mewakili apa yang dibutuhkan dan mengecewakan publik, maka besar kemungkinan media yang bersangkutan akan mati.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
“Masyarakat yang tidak sejalan, atau gagasannya tidak terwakili, akan juga berhenti mengonsumsi konten tersebut. Membangun kepercayaan adalah hal yang sulit, dan ini dasar yang harus ditumbuhkan media massa untuk tetap eksis,”katanya kepada Bisnis, di Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Menurutnya, pemegang saham media massa seharusnya turut memberikan rambu-rambu pemberitaan media di Indonesia sehingga bisnis yang mereka terima akan tetap stabil dengan memelihara kualitas pemberitaan. “Yang harusnya kita suarakan, ini juga merupakan concern pemegang saham. Baik yang minoritas dan mayoritas untuk mengedepankan kualitas, bukan hanya dari redaksi saja. Sehingga bisnis dan kualitas akan berjalan selaras,”jelasnya.
Dia mengatakan bahwa kalau perlu adakan kontrol konten untuk mencermati mana tayangan yang mencerdaskan dan dibutuhkan masyarakat, bukan yang malah menimbulkan disintegrasi dan memunculkan konflik. “Kembali lagi Kode Etik Jurnalistik harus tetap dipenuhi, kembali kepada fungsi media,”tuturnya.
Menurut AJI, pada pemberitaan selama Pemilu ini, media massa cenderung tidak netral dengan lebih menyuarakan pemberitaan positif yang dominan pada salah satu pihak.