Esposin, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) angkat bicara perihal pencabutan rekomendasi dukungan Partai Golkar kepada Ridwan Kamil dalam Pilkada Jabar 2018.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Wapres mengatakan pencabutan rekomendasi harus didasari alasan yang tepat. Dia khawatir apabila Golkar terus inkonsisten, persepsi masyarakat terhadap partai tersebut akan terkikis.
“Ya selayaknya kalau mau dicabut harus dengan alasan yang betul-betul baik. Kalau sudah ada komitmen lain kali, suka berubah-ubah, Golkar keluarkan rekomendasi nanti orang malah tidak anggap,” katanya di Kantor Wakil Presiden, Selasa (19/12/2017).
Menurutnya, keputusan yang berubah-ubah akan membuat kredibilitas partai dipertanyakan publik. “Eh nanti berubah lagi, jadi jangan selalu begitu. Itu nanti kredibelnya [dipertanyakan]," ujarnya.
Wapres mencontohkan bahwa kredibilitas dirinya sebagai Wakil Presiden bisa juga diragukan masyarakat apabila sering menandatangani surat yang berisi kebijakan yang berubah-ubah.
“Sama saja kalau tiap kali saya buat surat, besok ubah lagi. Lama-lama surat wapres ubah lagi, ubah lagi. Itu tidak kredibel namanya,” jelasnya.
Seiring naiknya Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum de facto Golkar menggantikan Setya Novanto, partai tersebut telah mencabut rekomendasi dukungan untuk Ridwan Kamil dalam Pilkada Jabar 2018 mendatang.? Pencabutan dukungan itu diketahui melalui surat yang dikeluarkan DPP Partai Golkar pada Minggu (17/12/2017), dengan nomor R-552/Golkar/XII/2017.
Keputusan ini bertolak belakang dengan sikap Setya Novanto yang menyatakan dukungan untuk Ridwan Kamil. Di internal Golkar sendiri, ada satu nama yang diprediksi akan diusung partai itu, yaitu Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.