BANTUL – Bertenggernya pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) di urutan teratas dalam Pilkada DKI Jakarta jauh di luar prediksi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP.
Hal itu disampaikan Ketua DPP PDIP Bidang Rekrutmen dan Kaderisasi, Idham Samawi. “Yang dihadapi [Jokowi-Ahok] ibarat raksasa [Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli],” kata Idham saat dijumpai di rumah dinas Bupati Bantul, Kamis (12/7/2012). Suami Bupati Bantul, Sri Surya Widati, itu menerangkan sejak awal simulasi, kekuatan Fauzi Wibowo sebagai calon incumbent jelas tak tertandingi oleh Jokowi selaku new comer. Baik kekuatan dari segi birokrasi maupun dari segi keuangan.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Selain berbekal figur Jokowi yang sedang naik daun akhir-akhir ini, Idham mengungkapkan, DPP PDIP mencetuskan ide pemenangan Jokowi-Ahok secara gotong-royong. Yaitu, seluruh pengurus fungsionaris partai serta anggota DPR RI ditugaskan di seluruh kecamatan di Jakarta. “Untuk transport saksi saja setengah mati. TPS ada 15.000. Satu TPS ada dua saksi. Bisa dibayangkan, berapa biaya transport dan pulsanya,” kenang Idham. Karena semangat gotong royong itu, Idham dan Tubagus Hasanudin, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, ditugaskan mengawal di Kecamatan Pulogadung.
Mantan Bupati Bantul itu menambahkan, tim pemenangan Jokowi sengaja tidak mempermasalahkan black campaign yang menyudutkan Ahok dengan isu SARA. Sebab, mereka meyakini masyarakat Jakarta sudah peka mencermati fenomena semacam itu. “Dan terbukti, kampanye hitam itu justru jadi bumerang (bagi pemasangnya),” tandas Idham. Disinggung mengenai persiapan pilkada putaran kedua (karena tidak satupun pasangan calon yang meraih suara 50 %), Idham mengaku optimistis.
“Kalau pemilih dari calon yang tersisih itu menggunakan mata hati, saya yakin mereka akan memilih pasangan yang betul-betul berpihak pada rakyat,” pungkas Idham.