Esposin, JAKARTA -- PDIP mulai membuka penjaringan bakal calon gubernur (cagub) DKI Jakarta yang akan menantang incumbent Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Tim sukses Yusril Ihza Mahendra langsung mengambil formulir pendaftaran. Langkah Yusril ini membuat
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Mereka mendatangi Kantor DPD PDIP DKI Jakarta di Jl. Tebet Raya untuk mengambil surat pendaftaran. Tampak Tim Pemenangan Yusril, Ferry Noor, mendatangi lokasi itu pukul 16.45 WIB, Kamis (7/4/2016).
Selang 15 menit kemudian, dia keluar menenteng map merah yang isi di dalamnya berupa "Surat Pendaftaran Sebagai Bakal Calon Gubernur dan Bakal Calon Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta DPD PDI Perjuangan Provinsi DKI Jakarta". Selain itu, ada sebuah kertas tanda terima.
Ferry Noor mengaku diminta untuk mengambil formulir saja. Besok, ia akan kembali lagi setelah surat dilengkapi oleh Yusril sendiri. "Ini masih kosong. Belum daftar. Besok akan kembali lagi," tutur Ferry dikutip Esposin dari Detik.
Menyoal posisi yang akan diisi Yusril, kata Ferry, posisi sebagai calon gubernur yang akan dipilih. "Iya, nanti diisi sebagai gubernur," pungkasnya.
Manuver Yusril tersebut menimbulkan spekulasi baru soal hubungan PDIP dan Ahok. Sebelumnya, Ahok memang sudah menyatakan akan maju melalui jalur independen setelah tarik ulur dengan PDIP soal Djarot Saiful Hidayat sebagai pendampingnya, kandas.
"Ya ini semua proses. Apa pun pilkada itu kan rakyat yang menentukan sebagai hakim tertinggi. Tetapi kami membangun dialog ini punya kesamaan bagaimana peran parpol ada peran ideologis dan bertemu sebuah kesepahaman untuk Indonesia, bukan hanya Jakarta," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di kantor DPP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (7/4/2016).
Dia menambahkan keputusan akhir terkait calon Gubernur DKI yang diusung PDIP ada di tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. "Keputusan kami serahkan sepenuhnya di tangan Ketua Umum Ibu Megawati," tuturnya.
Namun menurutnya, dalam politik dinamis dengan segala kemungkinan terjadi. Contohnya, banyak kalangan menilai bahwa PDIP sulit bertemu dengan Yusril. Namun, dengan kehadiran Yusril di acara pelatihan manajer kampanye pilkada, anggapan tersebut tak terbukti.
"Ya proses politik kan berjalan politik dinamis dengan segala kemungkinan. Buktinya orang bisa bilang kalau PDIP tak bisa bertemu Prof Yusril, buktinya ini kita ketemu dengan baik, bisa makan siang bersama," tuturnya.
Terkait Yusril, kata Hasto, sosok tersebut punya kedekatan dengan Megawati Soekarnoputri. Yusril pernah menjadi menteri saat Mega jadi presiden. "Sekali lagi Pak Yusril punya sejarah dengan Ibu kan juga kuat. Jadi Menteri Kehakiman dan HAM saat menjadi Kabinet Gotong Royong yang dipimpin Ibu Megawati," tuturnya.