Jombang--Peziarah makam almarhum mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tampak mengabaikan hujan lebat yang mengguyur sekitar Pondok Pesantren (PP) Tebuireng, Desa Cukir, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Para peziarah dari berbagai daerah itu terus berdatangan ke makam Gus Dur di kompleks PP Tebuireng sejak Minggu siang, padahal acara peringatan 40 hari wafatnya tokoh pluralisme itu masih akan dilangsungkan setelah Salat Isya.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Mereka rela terlihat basah kuyup demi menziarahi makam Gus Dur yang berada di sebelah barat masjid PP Tebuireng itu.
Hujan deras yang mengguyur Jombang dan sekitarnya tak menyurutkan niat masyarakat untuk menghadiri acara itu, meskipun harus berjalan kaki sepanjang 3 kilometer dari Lapangan Desa Ceweng, Kecamatan Diwek yang sekarang dijadikan lokasi parkir.
Sebagian masyarakat lainnya yang datang secara berkelompok dengan menggunakan bus juga harus berjalan kaki dari pertigaan Ceweng.
Hal itu dikarenakan bus yang mengangkut mereka dilarang masuk untuk menghindari kesemrawutan di depan PP Tebuireng. Sejumlah bus dari berbagai daerah di Pulau Jawa itu diparkir di sekitar gapura pintu masuk kota Jombang.
Sementara untuk kendaraan besar, termasuk bus antarkota dan bus antarprovinsi dari Surabaya tujuan Kediri atau Malang lewat Pare juga harus memutar melalui Cangkring Randu atau Gudo.
Acara peringatan 40 hari wafatnya Gus Dur di PP Tebuireng itu dihadiri salah satu Mustasyar PBNU, K.H. Musthofa Bisyri (Gus Mus) yang juga teman dekat Gus Dur sejak sama-sama menimba ilmu di Mesir.
ant/fid