Realitas para pesohor seperti artis atau pesulap terjun ke politik menurut Arie, menegaskan kualitas politik saat ini hanya sekadar politik hiburan. Pesta demokrasi memilih pemimpin daerah hanya dimaknai secara formalitas asal dapat merebut kekuasaan.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Padahal substansinya, politik atau menjadi pemimpin adalah pengabdian. Banyak nilai di sana. Selain kredibilitas calon pemimpin juga tujuan berpolitik yakni untuk menyejahterakan rakyat banyak.
“Kalau seperti itukan (artis terjun ke politik) hakikatnya asal dapat memenuhi jumlah suara saja asal karena dapat berkuasa saja karena mereka populer,” kritik Arie.
Demokrasi seperti itu menurut Arie makin dangkal. Kondisi seperti ini akibat mesin partai yang tak bekerja. Partai gagal melakukan kaderisasi guna menghasilkan calon pemimpin berkualitas. Dampaknya kata dia justru ke masyarakat yang memilih pemimpin jenis ini.
Lantaran hanya mengandalkan popularitas tanpa disertai kredibilitas calon pemimpin, akhirnya nanti kebijakan yang dibuat juga merugikan masyarakat. Kuncinya kata Arie, di masyarakat itu sendiri. Apakah mau mereka dipimpin oleh orang yang tak kredibel.