Pesawat Batik Air tergelincir untuk penyebab masih misteri.
Harianjogja.com, SLEMAN-Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Imran Baidirus menyatakan, saat Batik Air tergelincir pada Jumat (6/11/2015) di Bandara Adisutjipto, cuaca dalam keadaan hujan ringan. Pihaknya belum berani menyimpulkan kemungkinan penyebab karena kondisi runway licin.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Proses evakuasi dilakukan secara cepat dengan lebih dahulu mengamankan penumpang melalui dua pintu darurat di samping kanan. Seluruh perangkat pendaratan darurat seperti pemadam kebakaran pun disiapkan di lokasi. Setelah penumpang dan memastikan kondisi pesawat dalam keadaan aman, baru kemudian barang-barang dipindahkan.
"Kondisi pesawat ban depan masuk ke dalam tanah sekitar 50 hingga 100 sentimeter, jadi patah," ungkapnya di sela-sela evakuasi, Jumat (6/11/2015).
Bandara sempat ditutup sekitar sejam antara pukul 15.00 WIB hingga 16.00 WIB. Sejumlah penerbangan dialihkan ke Adisumarmo, Solo. Setelah memastikan posisi pesawat yang tergelincir tidak menganggu pendaratan, maka pesawat lain diperbolehkan mendarat tapi diutamakan melalui runway 09 sisi barat.
GM Bandara Adisutjipto Kolonel Pnb Pandu Purnama menambahkan selama ditutup, ada tiga pesawat yang didaratkan di Solo. Yaitu Sriwijaya Air, Garuda dan Citilink. Setelah itu, pihaknya memastikan Bandara dapat beroperasi kembali. Untuk evakuasi pesawat dilakukan setelah penerbangan terakhir pada Jumat (6/11/2015) malam. Proses evakuasi penarikan pesawat akan menggunakan sistem salvage atau menggunakan balon-balon gas untuk menarik badan pesawat.
Ia memastikan, saat akan mendarat pilot telah mendapatkan clearance atau persetujuan dari petugas air traffic control. Saat itu kondisi bandara dalam keadaan hujan.
"Penyebab pastinya belum tahu saat kejadian bandara riil hujan, penyebab masih dalam penyelidikan dari KNKT," ungkapnya.