Esposin, MALANG -- CEO Kirana Tour&Travel Indonesia yang memberangkatkan sebagian penumpang Airasia QZ-8501 asal Malang, Immanuel Osiyo, meyakini kabar pesawat telah mendarat darurat dan seluruhnya penumpangnya selamat adalah hoax.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Sejauh ini pihaknya belum mendapat kabar lebih lanjut terkait nasib pesawat tersebut pascahilang kontak. Sementara itu, penumpang Airasia QZ-8501 rute Surabaya-Singapura asal Kota Malang, Jawa Timur, yang berada di pesawat Minggu (28/12/2014) naas itu ternyata sudah ada yang memesan tiket enam bulan sebelumnya.
Immanuel Osiyo mengatakan pemesanan tiket yang dilakukan tersebut untuk mendapatkan harga murah. Karena itu, pelanggan Kirana yang berangkat dengan menggunakan jasa penerbangan asal Malaysia tersebut mendapatkan harga yang cukup beragam.
“Data kami menyebutkan sebanyak 26 penumpang yang berangkat dengan Airasia [sebelumnya ditulis 20 orang] mendapat tiket mulai Rp1,3 juta hingga Rp2 juta lebih per orang. Karena sudah ada yang memesan jauh hari sebelumnya, sehingga mendapat harga murah,” kata Immanuel kepada wartawan, Senin (29/12/2014).
Dari jumlah pelanggan tersebut terdapat tiga rombongan keluarga di antaranya keluarga Donna Indah Nurwatie yang berangkat bersama suami dan dua putrinya, serta Rudy Soetjipto bersama istri dan dua anaknya.
Sebagian besar penumpang yang menggunakan jasa Kirana tersebut adalah pelanggan. Rata-rata mereka sudah menjadi pelanggan sejak 2005. Mayoritas pengguna jasa Kirana adalah warga keturunan Tionghoa. “Khusus untuk keluarga Donna, kendati sudah lama menjadi pelanggan kami, namun baru kali ini berlibur ke Singapura,” jelas dia.
Sementara itu, di antara para penumpang asal Kota Malang, sembilan orang di antara mereka merupakan alumni dan siswa SMA Katolik St. Albertus. Mereka adalah Susandhini Limam (alumnus 1994), Finna Handayani (2002), Rony Handoyo (2002), Bob Hartanto (2007), Ruth Natalia M Puspitasari (2007), Andrian Noventus (2011), Kevin Alexander Soejipto (2011), Edward Febriantus (2014), serta Cindy Clarissa Soejipto (siswa Kelas XS-3/9).
Kepala Humas SMAK St. Albertus Kota Malang, Petrus Paulus W., mengatakan nama-nama tersebut memang cocok dengan database siswa yang pernah belajar di sekolahnya. “Cindy Clarissa Soejipto berangkat bersama keluarganya dan Edward Febriantus dengan kakaknya,” ujarnya.