Esposin, JAKARTA -- Pencarian puing pesawat dan black box di bawah laut kembali terkendala cuaca buruk dan arus bawah laut yang deras. Basarnas telah menerjunkan dua penyelam pada Minggu (4/1/2014) di area utama pencarian, namun tak bisa melihat objek apapun.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Kepala Basarnas, Marsdya FHB Soelistyo, mengatakan pihaknya telah menerjunkan dua penyelam dari tim pelopor di lokasi penemuan objek ketiga (objek terbesar yang ditemukan sebelumnya). Kedua penyelam berhasil masuk ke dasar laut sedalam 31 meter, namun tidak berhasil melihat apapun.
"Penyelaman di daerah objek tersebut dikendalikan langsung oleh on scan coordinator di KRI Banda Aceh. Lokasinya masih dekat dengan objek kemarin. Di lokasi objek ketiga yang terbesar itu, mereka berhasil turun. Tapi di dasar laut 31 meter, jarak pandangnya nol atau gelap, dasar laut wujudnya lumpur," kata Soelistyo dalam jumpa pers di Kantor Basarnas, Jakarta, Minggu siang.
Awalnya, tim penyelam diturunkan karena cuaca pada Minggu pagi di Teluk Kumai sempai baik. Namun menurut Soelistyo, kecepatan arus di bawah laut kini mencapai 3-5 knot. Karena itu, tim penyelam ditarik sementara dan tidak menyelam hingga cuaca membaik.
Sementara itu, tim sedang mengupayakan penggunaan remote operated vehicle (ROV) untuk melanjutkan pencarian di bawah laut. Namun hal ini juga masih terkendala oleh kecepatan arus bawah laut yang masih mencapai 4 knot.
"ROV bisa bekerja baik dengan arus di bawah 1 knot," kata Soelistyo.
Pencarian kini juga diperluas ke arah timur dengan mempertimbangkan kemungkinan ada objek yang terbawa arus laut. Sedangkan sektor pencarian utama, termasuk lokasi pencarian bawah laut, masih sama dengan hari sebelumnya.
Dalam operasi hari ini, tim pencari terdiri atas 20 unit pesawat (termasuk dari Korea Selatan dan Rusia), 10 helikopter (enam dari Indonesia, 2 dari Singapura, dan 2 dari Amerika Serikat), dan 27 kapal (16 kapal Indonesia termasuk 2 kapal tanker, 4 kapal Singapura, 3 kapal Malaysia, 2 dari AS, dan 2 dari Jepang). TNI AL mengirim 2 kapal korvet yaitu KRI Frans Kaiseipo dan KRI Usman Harun.