Esposin, SOLO – Dua media Internasional, Time dan Washington Post mengkritik penayangan jasad korban pesawat Airasia ditemukan oleh televisi Indonesia. Time menyebut tayangan itu tidak menunjukkan empati terhadap keluarga korban.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
“Keluarga korban Airasia shock ketika televisi Indonesia menayangkan gambar jasad mengapung,” demikian judul yang ditulis Time melalui portal berita online yang diunggah Selasa (30/12/2014).
Time merekam reaksi keluarga korban yang berada di ruang tunggu Crisis Center Bandara Juanda, Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur. Ketika info grafis gambar jasad tayang di pesawat televisi yang berada di ruang tunggu Crisis Center Bandara Juanda itu, puluhan anggota keluarga korban tiba-tiba meledak dan meratap histeris.
The Washington Post juga mengecam penayangan rekaman video penemuan jasad korban Airasia QZ 8501 yang mengambang di permukaan laut. "Tanpa peringatan, keluarga menyaksikan tayangan selanjutnya: jenazah mengambang di air. Tanpa pakaian, dan hanya mengenakan pakaian dalam warna hitam," demikian dikutip dari The Washington Post, Rabu (31/12/2014).
Padahal, keluarga dari 162 orang penumpang masih menunggu kabar baik dari proses pencarian pesawat yang hilang. Tayangan itu membuat mereka menangis, bahkan beberapa di antaranya pingsan setelah menyaksikan gambar itu.
"Apakah mungkin anda tidak menayangkan gambar jenazah? Tolong jangan tayangkan gambar jenazah, itu gila," keluh salah seorang karyawan Airasia seperti dikutip dari The Washinton Post.