Esposin, PANGKALAN BUN -- Tim pencari dari Komite Nasional Keamanan Transportasi (KNKT) maupun Basarnas harus berpacu dengan waktu untuk menemukan black box pesawat Airasia QZ-8501. Meski normalnya batere black box didesain untuk bisa bertahan selama 30 hari, ada kemungkinan batere bisa habis sebelum batas waktu tersebut.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Ketua KNKT, Marsma TNI (Purn) Tatang Kurniadi, mengatakan batere kotak hitam tersebut sudah didesain oleh pabrik pembuatnya untuk mengeluarkan suara ping hingga 30 hari sejak pesawat jatuh. Karena batere itulah kotak hitam mampu memancarkan suara hingga 160 desibel.
"Kalau [usianya] masih tahun pertama atau kedua, batere bisa bertahan 30 hari lebih. Tapi kalau sudah enam tahun lebih ya bisa kurang daro 30 hari," katanya dalam konferensi pers, Sabtu (10/1/2014).
Kapal riset Baruna Jaya I diminta fokus menemukan kotak hitam pesawat Air Asia QZ-8501 yang jatuh di perairan Teluk Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Perekayasa madya BPPT, Yudo Haryadi, melalui sambungan telpon kepada Antara di Pangkalan Bun, Kalteng, Minggu, mengatakan penekanan pencarian Baruna Jaya I dari Basarnas untuk mencari kotak hitam dulu.
Pergerakan kapal riset ini pun, menurut dia, berada di bawah koordinasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Ada tiga kapal yang membawa pinger locator yang di berada di lokasi pencarian dan itu dikoordinasikan oleh KNKT," ujar dia. Sejauh ini, menurut dia,
Saat ini, Yudo mengatakan Baruna Jaya I masih mencoba mencari atau menangkap signal dari kotak hitam di radius yang tidak begitu jauh dari penemuan ekor pesawat. Pinger locator dapat menangkap signal dari kotak hitam sekitar enam kilometer.
Kapal riset ini, menurut dia, masih "disiplin" menyisir sektor prioritos kedua untuk menemukan kotak hitam sesuai dengan arahan Badan SAR Nasional.
Sebelumnya, Direktur Operasional Basarnas Marsekal Pertama SB Supriyadi mengatakan kotak hitam yang menyimpan Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) dari pesawat Air Asia QZ8501 diduga telah terpisah dari ekor pesawat. "[Black box/Kotak hitam] tidak ada [di ekor pesawat]. Jadi kemungkinan sudah berpisah dengan ekornya," katanya.
Namun letak pasti dari benda yang mengeluarkan sinyal ping tersebut belum dapat ketahui. "Letaknya belum bisa kita pastikan, masih berupa kemungkinan-kemungkinan. Namun beberapa kapal pencari yang membawa pinger locater menangkap sinyal yang berada satu kilometer (km) sebelah tenggara dari ekor pesawat yang telah ditemukan".
"Lebih dan kurangnya seperti itu, sehingga sekarang upaya mendeteksi dengan pinger ini terus dilakukan supaya dapat lokasinya yang tepat, sehingga nanti penyelam bisa turun ke lokasi yang tepat," ujar dia.