Esposin, SOLO—Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (AK-Tekstil) Solo menandatangani kerja sama dengan tiga perusahaan manufaktur dari PT Mas Arya Indonesia di kampus setempat, Selasa (20/8/2024).
Ketiga perusahaan yang menjalin kerja sama dengan AK-Tekstil Solo itu yakni Mas Arya Semarang, Mas Arya Kendal, Mas Arya Silueta.
Direktur AK-Tekstil, Wawan Ardi Subakdo mengatakan sangat mengapresiasi perusahaan yang berpusat di Sri Lank itu berkenan bergabung sebagai mitra di dunia industri.
“Mungkin kerja sama kemitraan ini bisa memperkuat industri tekstil di Indonesia. Karena AK-Tekstil selalu mempersiapkan sumber daya manusia terbaik di industri tekstil,” kata dia dalam sambutan, Selasa.
Dia berharap kerja sama tersebut bisa memberi manfaat baik untuk Mas Arya maupun untuk AK-Tekstil Solo. Terlebih kerja sama tersebut bisa membuka peluang lulusan AK-Tekstil Solo untuk bekerja di Mas Arya Indonesia.
General Manager PT Mas Arya Indonesia, Sajith Danan Sooriya menyambut baik kerja sama tersebut terlebih industri manufaktur dan industri tekstil merupakan sektor usaha yang penting di Indonesia.
“Kami berharap kerja sama dengan AK-Tekstil ini bisa menjadi panjang dan menciptakan pemimpin yang baik di dalam bidang industri ini,” kata dia.
Dia mengatakan selama ini AK-Tekstil Solo menjadi salah satu institusi pendidikan yang mencetak pemimpin di dunia industri tekstil Indonesia.
“Kami juga memiliki semangat yang sama untuk menciptakan calon pemimpin terbaik dari Ak-Tekstil Solo dalam bidang industri tekstil,” kata dia.
Dia berharap melalui kerja sama tersebut bisa memperkuat lulusan AK-Tekstil Solo agar sesuai dengan kebutuhan industri. Sajith mengatakan pihaknya berkomitmen mendukung Ak-Tekstil Solo untuk menciptakan lulusan yang berkualitas.
Pada kesempatan itu, Sajith juga menjelaskan perusahaan Mas Arya sudah berdiri sejak 1979. Lalu pada 2002 melakukan ekspansi di Indonesia. Perusahaan itu lebih banyak berfokus memproduksi pakaian dalam untuk pria dan wanita.
“Perusahaan kami berpusat di Sri Lanka dan sadah tersebar di 15 negara. Total karyawan saat ini lebih dari seratus ribu. Dan perusahan kami pada dasarnya berbasis dari manufaktur, dan juga bergantung pada industri tekstil,” kata dia.