Harianjogja.com, JOGJA- Peredaran uang tunai di DIY cenderung mengalami peningkatan sejak Agustus lalu. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY memperkirakan hingga akhir tahun tren transaksi keuangan mengarah pada net outflow.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Berdasarkan data BI DIY hingga Juli lalu, tercatat DIY mengalami net inflow atau uang tunai yang masuk ke perbankan lebih banyak daripada uang yang beredar. Namun, kondisi tersebut berubah sejak awal semester kedua di mana terjadi net outflow atau uang tunai yang keluar dari perbankan lebih banyak daripada uang yang masuk.
?Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan BI DIY, Hilman Tisnawan mengatakan, sejak Januari hingga Juli ?net inflow yang terjadi di DIY ?sebesar Rp692 miliar atau rata-rata Rp98 miliar per bulan. Sementara, total cash inflow [uang tunai yang masuk] tercatat sebesar Rp9,2 triliun dan cash outflow [uang tunai yang keluar] sebesar Rp8,5 triliun.
Menurutnya, sepanjang semester pertama banyak uang tunai yang disetor ke bank. Artinya, masyarakat selama itu lebih banyak menabung.
"Kami melihat itu terjadi terutama pada t?riwulan kedua. Sementara, pada triwulan ketiga atau awal semester kedua [Agustus-September] ada kecenderungan terjadi net inflow. Ini terjadi seiring membaiknya perekonomian dan pencairan proyek APBN dan APBD," ungkap Hilman saat dihubungi Kamis (24/9/2015).
Dia menerangkan, net inflow yang terjadi diprediksi lantaran masyarakat saat ini banyak membutuhkan uang tunai. Selain menghadapi kurban, belanja yang dilakukan seiring berjalannya proyek-proyek pemerintah maupun pertumbuhan perekonomian nasional yang mulai membaik.
"Kami mengamati? data triwulan kedua 2015 di mana pertumbuhan perekonomian DIY naik dari triwulan sebelumnya. Dari 4,2 persen menjadi 4,7 persen?," tandasnya.
BI DIY mencatat, pada triwulan pertama 2015 ekonomi DIY hanya tumbuh 4,20% tiga bulan setelahnya kondisi ekonomi DIY mengalami pertumbuhan sebesar 4,7%. Artinya, selama semester pertama tahun ini perekonomian DIY yang 80% ditopang oleh unit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mampu tumbuh di tengah terjadinya perlambatan ekonomi.?
BI optimistis selama semester kedua 2015 perekonomian di DIY terus mengalami pertumbuhan. BI memprediksi pada triwulan ketiga ekonomi DIY tumbuh di atas 5% dan triwulan keempat mendatang pertumbuhan ekonominya mencapai 5,4%. "Proyeksi kami, pertumbuhan ekonomi di DIY tidak jauh dari prediksi pertumbuhan rata-rata nasional, kemungkinan bisa melebihi. Masih ada momentum Natal dan akhir tahun," ujarnya.