news
Langganan

PERAMPOKAN DALAM TAKSI : Waspada Perampok Berkedok Taksi! Ini Modus-Modusnya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Muhamad Hilman Jibi Bisnis  - Espos.id News  -  Jumat, 5 Desember 2014 - 02:30 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi (Istimewa)

Esposin, JAKARTA -- Wajah transportasi nasional kembali tercoreng dengan perampokan yang menimpa dua karyawati di dalam taksi berwarna putih. Selama tiga hari, terjadi dua perampokan di dalam taksi dengan modus operandi yang sama.

Senin (1/12/2014), pukul 19.30 WIB, RP salah seorang karyawati di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, mengalami perampokan. Peristiwa bermula saat dirinya hendak pulang kerja dengan menggunakan taksi untuk pulang ke kediamannya di kawasan Tanah Abang.

Advertisement

Awalnya tidak ada yang mencurigakan, namun sesaat taksi melintasi underpass SCBD, secara mengejutkan seorang perampok muncul dari bagasi taksi dengan menekuk kursi belakang. Perampok yang merupakan kawan sopir itu langsung mencekik RP dan meminta korban menyerahkan seluruh uang dan barang berharga dari dalam tasnya. Akhirnya, RP harus kehilangan laptop, iPhone 5 dan kalung emas serta menguras isi ATM milik korban.

Serupa dengan kejadian itu, pada Jumat (28/11/2014) pukul 23.00 WIB, RW salah seorang karyawati mengalami perampokan dengan modus operandi serupa. Perampok meminta korban menyerahkan seluruh uang dan barang berharga. RW pun harus menyerahkan uang, sebuah HP Blackberry dan iPhone.

Advertisement

Serupa dengan kejadian itu, pada Jumat (28/11/2014) pukul 23.00 WIB, RW salah seorang karyawati mengalami perampokan dengan modus operandi serupa. Perampok meminta korban menyerahkan seluruh uang dan barang berharga. RW pun harus menyerahkan uang, sebuah HP Blackberry dan iPhone.

Hingga saat ini, polisi masih berusaha mengungkap sindikat perampokan yang menggunakan taksi putih. Namun gelombang informasi terus terjadi di media sosial, taksi putih yang digunakan oleh perampok kemudian diasosiasikan sebagai Taksi Express Group.

Polisi pun langsung menyelidiki dua armada taksi putih yang disebut-sebut digunakan komplotan yakni DP 8012 dan DP 8015 dan memanggil unit taksi tersebut dengan salah satu korban. Hasil pemeriksaan menunjukkan, beberapa perbedaan signifikan antara ciri-ciri pengemudi dan bentuk fisik unit taksi berwarna putih yang dimaksud dengan ciri-ciri taksi Express.

Advertisement

Dari data sistem elektronik itu diperoleh informasi perjalanan unit taksi DP 8015 dan DP 8012 milik Express berbeda dengan rute perjalanan korban. Dugaan sementara, adanya tindakan kriminalitas yang menyalahgunakan taksi berwarna putih yang mirip dengan armada Taksi Express.

"Kami berkesimpulan terjadi kriminalisasi terhadap taksi warna putih, karena diasosiasikan dengan Express," kata Direktur Operasional Express Group Herwan Gozali, saat jumpa pers, Kamis (4/12/2014).

Terkait pemalsuan identitas itu, Express Group berencana melaporkannya ke polisi mengingat selama ini operasional taksi Express sudah sesuai dengan UU No.22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, khususnya terkait pasal-pasal yang menyangkut standar pelayanan minimum (SPM).

Advertisement

Untuk satu unit mobil taksi Express merupakan tanggung jawab seorang pengemudi utama dengan maksimal dibantu dua carlie. Carlie merupakan sebutan untuk sopir cadangan. Pengemudi cadangan ini harus membayar uang jaminan Rp500.000 untuk mendaftar sebagai pengemudi cadangan Taksi Express dan mendapat training dan program perusahaan, sesuai dengan yang diterima pengemudi utama.

Namun adanya pemalsuan atribut, Express Group memasang stiker di kiri dan kanan taksi. Adapun, ciri interior Taksi Express selalu terdapat digital display systems (DDS), argo, dan BCA Flazz sebagai alat pembayaran.

Lebih aman sebetulnya jika para pengguna jasa taksi menggunakan layanan pemesanan atau pangkalan resmi taksi lainnya. Namun, bagi penumpang yang menggunakan taksi yang tengah melintas sebaiknya terlebih dahulu memeriksa isi bagasi taksi guna memastikan keamanan.

Advertisement

Kemungkinan adanya taksi yang telah pensiun operasi disalahgunakan, pihak perusahaan pun mengambil seluruh atribusi ciri Taksi Express. Pada sisi lain, perusahaan juga memastikan tidak adanya armada yang saat ini tengah hilang.

Direktur Keuangan Express Group David Santoso mengatakan peristiwa perampokan taksi putih sedikit banyak telah mengganggu jumlah transaksi armada di DKI Jakarta dari rata-rata saat ini 10 transaksi perjalanan per hari untuk satu armada. Kendati demikian, penurunan traksaksi itu tidak akan terlalu banyak dan diyakini akan kembali normal dalam waktu dekat.

"[Peristiwa kirminalitas] sifatnya sproradis dan sifatnya jangka pendek. Industri taksi tetap favorit."

Ketua DPD Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mendesak kepolisian segera menuntaskan kasus perampokan tersebut, sehingga peritiwa semacam ini tidak akan lagi menimpa penumpang dan operator angkutan umum lainnya.

Menurutnya, saat ini Organda DKI Jakarta bersama pemerintah tengah melakukan perbaikan pelayanan yang meliputi keamanan dan kenyamanan sesuai SPM. Dengan harapan akan meningkatkan jumlah pengguna jasa angkutan umum di DKI Jakarta. "Ini preseden buruk bagi Organda kalau memang ada oknum Organda melakukan perampokan."

Pada sisi lain, peristiwa kriminalitas tersebut membuat Junayadi seorang sopir resmi Taksi Express yang menggunakan kode DP 8012 harus berhenti operasi sejak Senin (1/12/2014) lalu. Dalam 2 hari terakhir, ia harus menjalani pemeriksaan oleh pihak berwajib. Pendapatan bersih Rp100 ribu-Rp150 ribu per hari yang biasanya dikantongi pun harus menguap sejak peristiwa tersebut.

"Waktu itu anak saya bilang, kok mobilnya masuk tv. Itu sangat sensitif bagi anak-anak saya. Dan saya harus off sejak Senin, beli makan dari uang tabungan."

Tentunya, peristiwa kriminal di angkutan umum akan terus membekas bagi para korban dan menimbulkan kekhawatiran bagi pengguna jasa angkutan umum. Sudah sepatutnya, pemerintah dan kepolisian meningkatkan pengawasan di jalan. Adapun, operator angkutan umum harus berbenahi diri untuk meningkatkan pelayanan.

Advertisement
Adib Muttaqin Asfar - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif