Esposin, BOYOLALI - Ribuan ayam di sejumlah peternakan di Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali mati lantaran terjangkit penyakit coli. Sejumlah peternak menduga anomali cuaca menjadi penyebab ayam rentan terkena penyakit yang ditandai dengan kondisi ayam lemas itu.
Salah satu peternak ayam, Lilik Saputra, 30, mengatakan penyakit coli sudah menjadi momok bagi peternak ayam di Teras sejak sebulan terakhir.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Dalam sehari, dari sekitar 3.000 ekor sampai 5.000 ekor dalam satu kandang sedikitnya terdapat lebih dari 50 ayam yang mati.
“Bulan ke 7,8, dan 9 dalam setahun ini memang peternak harus tetap waspada dengan ancaman berbagai penyakit yang bisa menyerang ayam. Akibatnya tidak main-main, sehari bisa 50 ekor mati. Saat ini saja, sudah lebih dari 1.300 ayam milik saya mati karena penyakit coli,” kata Lilik saat dijumpai
Lilik mengatakan gejala penyakit coli berbeda dengan flu burung. Tanda-tanda seperti lemas, batuk, dan pilek pada ayam bisa terlihat sebelum ayam tersebut mati.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Peternak ayam lain, Ranto, 31, mengatakan suhu lingkungan pada musim kemarau yang mencapai 28 derajat Celcius sampai 29 derajat Celcius pada siang hari seperti sekarang ini tidak cocok untuk memelihara ayam. “Kalau [suhu] sudah naik sedikit, ayam diibaratkan seperti kodok yang terlalu lama berada di luar air. Ayam susah bernapas. Kondisi badan melemah dan rentan penyakit,” ujar Ranto. Saat dimintai konfirmasi, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Bambang Jiyanto, mengatakan apabila pada usaha peternakan dengan jumlah besar bisanya permasalahan penyakit sudah ditangani sendiri oleh manajemen mereka. Penyakit coli dan malaria biasa dijumpai karena pengaruh kualitas air minum dan kebersihan sanitasi kandang,
“Kalau imbauan biosecurity dan vaksinasi selalu kami lakukan kepada usaha unggas pekarangan [kecil]. Kalau peternak yang besar saya rasa sudah tahu [penanganan penyakit],” terang Bambang via telepon.