Esposin, JAKARTA - Pemerintah diminta segera menyiapkan tempat penampungan khusus untuk ratusan pengungsi Rohingya yang kini terdampar di Aceh dan Sumatra Utara. Hal itu diungkapkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Rabu (20/5/2015).
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
"Kami meminta kepada pemerintah agar disediakan satu tempat bagi pengungsi sehingga tidak ada lagi manusia kapal, apalagi Indonesia pernah menampung pengungsi dari Kamboja dan Vietnam," kata Ketua Bidang Kerukunan Antarumat Beragama MUI Selamet Effendi Yusuf saat jumpa pers pernyataan sikap bersama MUI dan Walubi di Jakarta, hari ini.
Selamet mengatakan Indonesia bisa menyiapkan tempat penampungan seperti yang pernah disiapkan untuk pengungsi Kamboja dan Vietnam pada 1970-an di Pulau Galang, Kepulauan Riau.
Kamp pengungsian yang dibangun oleh Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR/United Nations High Commision for Refuges) dan Pemerintah Indonesia tersebut dapat menampung sekitar 250.000 orang hingga tahun 1990-an.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Ketua Umum Walubi Arief Harsono mengimbau seluruh umat beragama, baik Buddha maupun Islam dapat menjaga hubungan baik serta bersama-sama menyerahkan bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi.
"MUI dan Walubi bertekad menyerahkan bantuan kemanusiaan berupa logistik untuk pengungsi yang berada di Indonesia, khususnya di Aceh dan Sumatera Utara," kata Arief.
Seruan dan bantuan tersebut, kata Selamet, merupakan bentuk keprihatinan dari MUI dan Walubi atas kompleksitas permasalahan warga Rohingya yang tidak diakui status kewarganegaraannya di Myanmar.
Seperti diketahui, sepekan lalu sekitar 600 orang beretnis Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh terdampar di Aceh Utara. Pengungsi tersebut hendak menuju Malaysia untuk mencari pekerjaan.