news
Langganan

PENGAMAT: SBY Tak Jatuh Sebelum 2014 - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by John Oktaveri Jibi Solopos  - Espos.id News  -  Jumat, 14 Desember 2012 - 05:00 WIB

ESPOS.ID - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (Dokumentasi)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (Dokumentasi)

JAKARTA—Kendati dinamika politik dan hukum terus memanas sampai 2014 nanti, dinamika itu diperkirakan tidak sampai menjatuhkan Presiden SBY melalui proses impeachment.

Advertisement

“Hiruk pikuk dan hingar-bingar politik dan kasus hukum yang terus memanas sampai 2014, tak mungkin akan bisa menjatuhkan Presiden SBY,” kata pengamat politik dari Indo Barometer Muhammad Qodari dalam diskusi bertema ‘Refleksi Akhir Tahun  dan Prediksi Politik 2013,’ Kamis (13/12/2012).

Selain Qodari turut menjadi nara sumber pada diskusi itu politisi senior PDIP Sabam Sirait, Permadi (Gerindra), dan Hayono Isman (Demokrat).

Menurut Qodari, tidak mungkin upaya untuk menjatuhkan SBY itu datang dari parlemen karena sikap pimpinan ketiga lembaga sangat jelas mendukung pemerintahan SBY sampai 2014. Begitu juga dengan dengan parpol pendukung pemerintah.

Advertisement

“Jadi, tidak ada isyarat politik untuk penjatuhan Pak SBY itu. Kecuali ada gerakan rakyat yang masif, besar, dan dipicu oleh hal-hal fundamental seperti kenaikan BBM,” ujar Qodari.

Namun Permadi melihat kondisi politik dan hukum di 2012 ini sebagai isyarat awal yang buruk untuk tahun 2013 dan 2014. Korupsi, ujarnya, terjadi di hampir semua institusi pemerintah dan DPR. Begitu juga dengan konflik horisontal yang dibiarkan mengambang, bahkan Presiden SBY membiarkan kadernya di Demokrat meski sudah jelas terseret kasus hukum.

“Kalau kondisi politik terus seperti ini, maka tidak mustahil SBY akan berhenti atau diberhentikan,” ujar Permadi. Menurut Permadi, kalau dinamika politik dan hukum terus memburuk di tahun 2013 nanti, maka mahasiswa dan rakyat sudah  mulai bergerak dengan satu tuntutan, yaitu SBY-Boediono mundur.

Advertisement

“Sekarang ini mahasiswa dan rakyat di daerah sudah mulai membuat gerakan dengan satu tuntutan SBY-Boediono mundur. Kalau ada peluang  politik, mereka akan segera bergerak ke Jakarta,” ujarnya.

Sedangkan Hayono mengatakan, di akhir jabatannya sebagai presiden, SBY akan menghadirkan pemerintahannya yang sejuk, tidak terganggu dengan hingar-bingar politik menjelang 2014. SBY juga akan fokus menjalankan pemerintahan untuk kepentingan negara yang lebih besar.

“Pak SBY juga akan menghadirkan kabinet yang solid dan sejuk, berjuang untuk demokrasi dan meski panas tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus untuk mengantarkan suksesnya pemilu 2014,” kata mantan Menpora di era Orde Baru ini.

Advertisement
Rini Yustiningsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif