ESPOS.ID - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)
SOLO - Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) menilai rencana penghentian penerbangan langsung Solo-Kuala Lumpur (KL) oleh AirAsia per 2 September 2012 mendatang sebagai sebuah kehilangan yang sangat besar. Di samping akan mengancam promosi pariwisata Solo, penghentian itu juga akan membuat keberadaan terminal khusus kedatangan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Bandara Adisumarmo jadi terancam sia-sia.
Atas dasar itulah, Jokowi mengaku sudah menyiapkan sejumlah rencana untuk mempertahankan agar penerbangan rute Solo-KL tetap ada, baik oleh AirAsia maupun maskapai penerbangan lain. "Saya akan berusaha untuk melobi manajemen AirAsia untuk mengurungkan niat mereka, menyurati mereka dan kalau perlu saya akan datang langsung ke Kuala Lumpur untuk berbicara dengan mereka," kata Jokowi, Senin (28/5/2012).
Jokowi mengaku bisa memahami alasan pihak manajemen Air Asia menghentikan rute penerbangan Solo-KL itu, yakni untuk efektivitas dan efisiensi internal mereka. Namun demikian, Jokowi menyesalkan karena langkah itu diambil tanpa mempertimbangkan efeknya bagi Solo. Menurut Jokowi, itulah yang perlu dia jelaskan kepada pihak manajemen AirAsia. "Mereka maunya efisien tapi nggak mikir yang di sini, yang sudah membangun terminal khusus TKI dan berusaha keras melobi agar rute itu dibuka," jelas Jokowi.
Langkah lainnya, Jokowi juga mengaku telah mulai melakukan pembicaraan dengan pihak manajemen Garuda agar mau membuka penerbangan langsung Solo-KL. Dia mengatakan pembicaraan itu belum bersifat resmi tapi secara selintas sudah ada kontak dengan pihak Garuda. "Saya akan berusaha, ini jangan sampai lepas," tegasnya.
Sebagaimana diinformasikan, manajemen maskapai penerbagan Air Asia baru-baru ini mengumumkan akan menghentikan penerbangan langsung Solo-KL. Pemberitahuan ini berlaku efektif mulai 2 September mendatang. Selanjutnya, AirAsia akan fokus melayani rute Yogyakarta-KL.
