Narasumber Liputan6.com, mengungkapkan informasi itu, Selasa malam. Menurutnya, truk-truk yang dikawal Bripka Sukardi berjumlah sekitar 6 unit. Tak diketahui pasti apakah pengawalan itu terkait dengan tugas ataukah di luar pengetahuan atasan.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie yang diwawancarai dan disiarkan langsung oleh TV One tak bersedia mengonfirmasi hal itu. Menurut Ronny Franky Sompie, para koleganya kini tengah mengumpulkan informadsi pasti perihal insiden penembakan yang terjadi atas Sukardi yang terjadi persis di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.
Sejauh ini, menurut portal berita Detikcom, polisi telah mengiterogasi 11 saksi, termasuk sopir truk pengangkut peralatan eskalator baja itu. Tak cukup memeeriksa mereka di lokasi kejadian, ke-11 orang itu digelandang ke Mapolda Metro Jaya.
“Polisi itu berjalan melambat, hendak menghampiri truk itu, [lalu] muncul pelaku berboncengan melepaskan tembakan," ungkap Nono, salah seorang sopir truk yang tengah membawa barang dari Tanjung Priok. Saat terjadi penembakan, posisi Nono tepat berada di belakang motor Bripka Sukardi.
Polisi, masih menurut Detikcom dan Liputan6.com, juga telah meminta rekaman CCTV Gedung KPK. Sedangkan dari lokasi kejadian, polisi menemukan 3 selongsong peluru. Jumlah itu sesuai dengan suara letusan letusan yang didengar para saksi dan jumlah luka tembak yang diderita Sukardi. Ia tertembak di leher, dada dan perut.
Jasad Bripka Sukardi kini telah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk proses autopsi. Sementara sepeda motor Honda Revo B 6671 TXL yang dikendarainya masih tampak di lokasi kejadian.