Semarangpos.com, SEMARANG – Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Jateng) intensif menelusuri motif di balik insiden penembakan yang menyebabkan tewasnya tiga anggota Brimob Polda Jateng Sub Detasemen IV Pati yang tengah bertugas mengamankan objek vital nasional pengeboran minyak milik PT Sarana GSS Termbul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jateng, Selasa (10/9/2017) petang.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Kapolda Jateng, Irjen Pol. Condro Kirono, mengaku belum tahu motif di balik penembakan tersebut. Namun, ada dugaan kuat salah satu korban memiliki masalah pribadi sebelum bunuh diri dan mengakhiri hidup dua rekannya dengan menggunakan senapan Automatic Kalashnikov (AK) seri 101.
[Baca juga 3 Brimob Ditembak di Pengeboran Minyak, Polda Jateng Kirim Tim]
“Motifnya sampai tadi pagi masih belum diketahui. Dimungkinkan motifnya masalah pribadi. Semua orang punya masalah pribadi. Itu yang masih terus kita telusuri,” ujar Condro saat menggelar jumpa pers di Gedung Cendekia, Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jateng, Rabu (11/9/2017) siang.
Condro menyebutkan insiden penembakan itu melibatkan tiga anggota Brimob, yakni Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Bambang Tejo (BT), 36, Brigadir Polisi Ahmad Supriyanto (AS), 35, dan Brigadir Polisi Budi Wibowo (BW), 30. Diduga Bripka Bambang Tejo lebih dulu menembak kedua rekannya sebelum melakukan bunuh diri dengan menggunakan senapan buatan Rusia itu.
Dugaan ini diperkuat dengan luka yang diterima ketiga korban pembunuhan di Blora itu. Baik Budi Wibowo dan Ahmad Supriyanto mendapat luka di bagian badan, sementara Bambang di kepala. “Selain itu dua korban lainnya [Brigadir Budi dan Brigadir Ahmad] senapannya ada di tenda. Sedangkan, BT [Bripka Bambang Tejo] senapannya ada di sebelahnya,” ujar Kapolda.
Kapolda menambahkan ketiga korban itu di lokasi pengeboran minyak dalam tugas melakukan pengamanan atas permintaan perusahaan PT Sarana GSS Trembul. Permintaan pengamanan lokasi pengeboran minyak itu untuk jangka waktu satu bulan. “Pengamanan sudah sesuai prosedur. Di sana ada enam anggota brimob yang melakukan pengamanan,” ujar Condro.
Condro juga mengatakan saat kejadian penembakan itu, ada satu saksi yang sempat berbicara dengan pelaku penembakan, yakni Brigadir Slamet. Namun, saksi itu tidak mengetahui apakah ketiga korban itu terlebih dulu terlibat baku tembak atau tidak.
“Saksi saat itu berada di kamar mandi. Setelah mendengar dua kali suara tembakan, dia keluar dan sempat bertemu BT. Tapi, dia disuruh lari dan setelah itu mendengar suara tembakan yang menyebabkan BT meninggal dunia,” ujar Condro.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya