Esposin, SOLO -- Memasuki masa puber, anak-anak yang beranjak ke remaja sering kebingungan dengan perubahan bentuk tubuh yang dialaminya. Namun yang tak kalah sulit adalah pendidikan seks dan bagaimana cara memahamkan mereka tentang masa transisi itu.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Bagi sebagian anak perempuan, mereka akan panik saat mengetahui diri mereka tengah haid. Sementara, sebagian anak laki-laki, mereka akan bingung saat mengalami mimpi basah. Banyak anak-anak yang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.
Untuk mengatasi kebingungungan tersebut, SDIT Nur Hidayah Solo membekali sekitar 146 siswa kelas V dengan kegiatan Ceramah Dialog (Cerdik) tentang pubertas di sekolah, Selasa (17/2/2015). Rata-rata, siswa berusia 10-12 tahun. Siswa laki-laki sengaja dipisahkan dengan perempuan dalam pembekalan tersebut.
“Salah satu tanda bagi anak laki-laki yang telah akil balig, akan mengalami mimpi basah. Seperti ngompol dan celananya nanti basah. Tetapi ini berbeda karena ada rasa nikmat,” ujar salah satu guru, Sriyoko, kepada puluhan siswa di aula sekolah setempat, Selasa. Puluhan anak-anak pun cekikian mendengar penjelasan guru mereka tersebut.
Salah satu siswa, Ihsan Hafidz Salim, mengaku belum pernah merasakan mimpi basah. Namun demikian, siswa berusia sepuluh tahun itu mengaku sedikit tahu ciri-ciri saat mimpi basah. Menurutnya, mimpi basah berbeda dengan mengompol. “Mimpi basah itu beda dengan mengompol. Kalau mimpi basah yang keluar tidak pesing,” ujarnya di sela-sela kegiatan, Selasa.
Siswa lainnya, Muhammad Ghossan H, mengatakan air mani yang dikeluarkan saat mimpi basah memiliki kekentalan yang berbeda dibandingkan air seni. “Airnya lengket-lengket dan warnanya putih,” ujar siswa berusia 11 tahun itu.
Di ruangan lainnya, siswa perempuan dikenalkan dengan ciri-ciri akil balig. Setidaknya, ada dua tanda yang menunjukkan anak perempuan telah balig, yakni tanda primer dan sekunder. Tanda primer adalah menstruasi, sedangkan tanda sekunder misalnya pertumbuhan payudara serta tumbuh rambut pada organ tertentu.
Koordinator kegiatan, Wahyudi Nugroho, mengatakan anak sengaja dibekali agar tidak bingung saat menginjak balig. Dalam kesempatan tersebut, menurutnya, anak juga diberikan bekal agar mengetahui apa yang harus mereka lakukan.
“Mereka juga diajari seperti mandi besar, kewajiban menjalankan ibadah dan menutup aurat. Jadi anak-anak yang telah balig tidak lagi bingung jika mengalami perubahan fisik pada diri mereka,” ujarnya kepada Esposin di lokasi, Selasa.