Harianjogja.com, SLEMAN—Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) DIY menilai waktu pendaftaran mahasiswa baru (maba) di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang terlampau panjang merugikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Ketua APTISI DIY, Kasiyarno menyampaikan, mulai tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerapkan tiga tahapan PMB bagi PTN. Yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) dan Seleksi Mandiri yang dilakukan masing-masing PTN.
Proses seleksi yang lebih banyak praktis membutuhkan waktu yang lebih panjang pula. Perubahan kebijakan inilah yang dinilainya mengganggu masa PMB di PTS. Belum lagi, tambah Kasiyarno, PTN yang memiliki sekolah vokasi. Sebab sampai dengan sekarang institusi tersebut masih memproses PMB.
"Pasti merasa dirugikan. Mestinya PTN itu menyelesaikan pendaftaran pada Juli atau paling tidak awal Agustus. Sisa waktu yang ada biar dimanfaatkan PTS untuk berkompetisi mencari mahasiswa," kata Kasiyarno, Jumat (23/8/2013).
Rektor UAD ini mengaku sampai sekarang PTS belum dapat berkompetisi dengan PTN dalam hal pendaftaran maba. Patut diakui calon maba masih memprioritaskan kuliah di PTN.
Meskipun sejak awal telah diterima sebagai maba sebuah PTS tetapi calon maba tetap akan memilih PTN jika pada kesempatan terakhir diterima di PTN, baik di jenjang sarjana atau sekolah vokasi.
Di UAD, pada 2013 sudah terdapat calon maba yang menyatakan mengundurkan diri. Dibandingkan tahun lalu terdapat peningkatan calon maba yang mengundurkan diri. “Jumlahnya sekitar seratusan orang atau meningkat 50 persen dibanding tahun lalu,” ungkapnya.